Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diminta Jadi Ketua PKK RT, Oh Nooo, Terimakasih, Tapi Maaf.

23 Desember 2024   12:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:34 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seperti bapak ibu lihat, saya memang tidak bekerja. Saya memilih berhenti bekerja di bidang keuangan dan administrasi, karena saya ingin sepenuhnya mengurus anak, rumah dan suami.  Saya memilih tidak punya asisten rumah tangga, karena rumah kami sangat mungil, tidak ada ruangan.kami tidak membayar pembantu rumah tangga, sebagai penghematan. "

"Bapak  ibu gaji suami saya  sebagian besar untuk membayar cicilan KPR rumah ini. Maka kami tak  membayar asisten rumah tangga.  Maafkan kami, jujur saja, dulu saya kerja kantoran, sekarang jadi full time mom, semua dikerjakan sendiri. Ternyata kerja di rumah tangga itu jauh lebih sibuk dan repot bu. Kerja saya 24 jam, nyaris kurang tidur.  Mau  belanja ke warung saja repotnya, sambil gendong Dedek dan menuntun Kakak........ Nanti di warung, menjaga kakak supaya tidak mengacak acak atau mengoprek dagangan Butet warung lumayan jugalah.  Kenapa  semua ibu yang tidak bekerja mencari uang dianggap santai menganggur? "

"Oalah, maaf yah... Iya betul juga. Kirain punya pembantu rumah tangga. ... Memang kerja ibu rumah tangga itu  24 jam, betul. Iya, malah nanti keteteran  , tidak sempat hadir di acara Kelurahan dan Kecamatan...," timpal bu RW

"Betul bu , terimakasih untuk pengertiannya....," pungkas kami.

Hari itu, satu babak  masalah terselesaikan.

Bukan tidak mau bersosialisasi, apalagi bersilturahmi dan peduli lingkungan. Kami juga care jika kegiatan sosial dan  silaturahmi, ikut menyumbang materi dan  tenaga. Tapi  kalau  yang harus menyita waktu begini, maaf, kami saat itu, pasangan muda yang masih belajar hidup.

Apalagi kami merintis semua dari nol  di atas kaki dan perjuangan sendiri, tanpa melibatkan  orang tua.

Selanjutnya,  hanya ingin menegaskan, kalau ibu rumah tangga yang mundur dari pekerjaannya, berarti ia memilih prioritasnya sendiri. Bukan berarti santai dan pengangguran, sehingga siapapun boleh meminta  waktu dan tenaganya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun