Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bandung Tempo Dulu, Kenangan Jalan Progo Masa Silam (1)

21 April 2024   17:28 Diperbarui: 23 April 2024   06:29 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Aun, juru parkir wanita  , 2011, jalan Progo Bandung. Suaminya , alm pak Aun, puluhan tahun menjadi supir keluarga di jalan Progo 16 (Hummingbird)

Tahun 1969 itu, Gedung Sate masih memiliki pekarangan yang belum ditata. Belum ada pagar  dan taman, tamannya ditata tahun 1983an. Banyak pohon besar dan ilalang yang tingginya kadang bisa sampai semeter. Ada batu besar dan kuburan pejuang di sana. Harus waspada juga, lumayan banyak ular berkeliaran.

Gedung Sate bagian belakang, halamannya belum jadi taman. 1974, koleksi pribadi masrierie kompasiana
Gedung Sate bagian belakang, halamannya belum jadi taman. 1974, koleksi pribadi masrierie kompasiana

Gedung Sate  tempo dulu , koleksi pribadi masrierie
Gedung Sate  tempo dulu , koleksi pribadi masrierie

Kami juga biasa bermain di tanah kosong (sekarang bekas gedung DPRD lama) yang membentang luas di sebelah barat Gedung Sate, menyeberangi Jalan Banda. Sesekali ada oplet jurusan Stasiun Hall  -Jalan Gagak yang lewat sana , tapi jarang sekali.

Aku akhirnya sering sekali 'piknik' ke Gedung Sate di bagian yang halamannya lumayan lebih rapi, di sebelah timurnya. Tentunya sejak disekolahkan di TK Citarum yang satu gedung dengan SPG negeri 1 jalan Citarum (sekarang SMAN 20). Saat TK , olahraga paginya sering juga di sebuah lapangan luas, dengan rumputnya (sekarang Masjid Istiqamah).

TK Citarum 1969  , tempat kami bocil Progo sekolah  . Sekarang SMAN 20. Koleksi pribadi Masrierie Kompasiana
TK Citarum 1969  , tempat kami bocil Progo sekolah  . Sekarang SMAN 20. Koleksi pribadi Masrierie Kompasiana

Tahun 1975, jalan Progo KotaBandung. Tampak di latar belakang bangunan Nagawarna,bangunan Shabu Kojo , dan gerobak kacang rebus, foto  pribadi masrier
Tahun 1975, jalan Progo KotaBandung. Tampak di latar belakang bangunan Nagawarna,bangunan Shabu Kojo , dan gerobak kacang rebus, foto  pribadi masrier


Barisan rumah dinas UNPAD itu dari ujung jalan barat berbatasan dengan jalan Banda, hanya ada 8 rumah. Sementara di bagian timurnya ada beberapa petak tanah kosong dan kebun ( sekarang ada 8 rumah berdiri di atasnya), lalu ke arah timur 4 rumah dinas ITB yang terus memanjang sampai ke jalan Cimanuk. Bangunan yang berdiri di jajaran rumah dinas UNPAD itu dibangun tahun 1960an, sementara yang sebelah barat rumah dinas ITB tahun 1950an.

1969, di depan rumah, Jalan progo Kota Bandung, Koleksi Pribadi masrierie kompasiana
1969, di depan rumah, Jalan progo Kota Bandung, Koleksi Pribadi masrierie kompasiana
Di belakang perumahan kami yang menghadap ke selatan ini, maksudnya bagian utaranya (jalan Cimandiri) membentang sawah, kebun dan balong.
Sebagai bocah , aku terkesima dengan sebuah pohon karet yang besar di depan rumah, kaktus besar, bougenvile ungu dan cemara . Halamannya rindang dan asri. Rumputnya rumput Jepang. Banyak sekali kapling kosong di sebelah barat rumah kami, namun tahun 1970an ada 2 rumah berdiri. Yang satu milik Walikota Bandung Rd Hidayat, yang satu milik Bupati bandung Rd Lili Sumantri. Dan berangsur lahan kosong didirikan ruman dinas ITB, ada 6 rumah baru berjajar.

Tahun 1974. Pohon Kaktus  di depan kediaman Pak Jauhari , rumah sebelah. Foto koleks masrierie  Kompasiana
Tahun 1974. Pohon Kaktus  di depan kediaman Pak Jauhari , rumah sebelah. Foto koleks masrierie  Kompasiana
Menyusul bangunan demi bangunan yang didirikan di Jalan Cimandiri, sehingga tak mungkin lagi aku'moncor' melompati pagar untuk sekedar main kucing-kucingan dan balap lari di lapangan Gedung Sate bagian belakang.

Sebenarnya di tahun 1970 dan 1971 pemandangan berkesan seputar Gedung Sate tersebut sementara harus kutinggalkan. Maklum, kami sekeluarga harus menyusul ayah yang mendapat tugas negara di negeri Jiran. Maka bulan Mei tahun 1971, kami pulang.

Hati kecilku saat itu merasa kecewa karena tak lagi dapat menyaksikan lapangan luas, kebun dan sawah. Jalan Cimandiri mulai dipenuhi oleh bangunan-bangunan permukiman dan sebuah wisma (sekarang wisma dan gedung Alumni Unpad). Sementara di bagian timur rumah tempat tinggal kami mulai dipadati bangunan-bangunan baru secara berangsur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun