Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Monika Raharti, Semangat untuk Indonesia yang Lebih Baik

27 April 2017   15:05 Diperbarui: 28 April 2017   18:01 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Proses seleksi (dibantu oleh para dosen dari perguruan tinggi) mulai dari mengumpulkan abstrak  terus dipantau.  Ia sendiri  menjaga jangan sampai  kungkungan benturan pada persyaratan frame  dan aturan kaku format tulisan membuat  ide dan pemikiran bagus gugur sebelum waktunya. Karenanya juri  jangan sampai  membawa metode lama. Kalau dibentturkan masalah frame dan format membuat peserta jadi tidak fun. Penelitian itu harus fun , bebas dari kungkungan .

Intinya kita ingin membuat dunia penelitian ini sesuatu yang fun, bukan membosankan. Jangan sampai terperangkap di masalah frame seperti garis atas kiri kanan harus sekian,  urutan ketikan yang kaku, dipermasalahkan. Pertama yang penting abstarctnya dulu.

Pembuatan poster dengan kaidah seperti apa tujuan penelitian, bagaimana cara penelitian dan sebagainya,  sangat berperan. Apalagi jika posternya dipajang. Mereka anak muda sangat suka eksis. Dari memamerkan poster penelitian juga bisa membuka karyanya di ruang publik. Sehingga bisa ada kritik dan masukan, juga bisa  sebagai penyemangat eksistensi seorang remaja.

Siklus Proses Seleksi Menggodok dan Melatih

Tak hentinya Nike bergerak ke seantero negeri , memberi semangat, melakukan perjalanan sambil berbagi ilmu, sikap dan berbagi pola pikir ke dunia pendidikan. Seraya mengawal proses seleksi  calon ilmuwan belia .

Penelitian ini adalah ide dari siswa siswi itu sendiri. Yang kemudian diteliti dari saat seleksi yang paling  awal. Seperti seleksi di sekolahnya. Kala  itulah siswa tersebut mulai terlatih tampil , membuat abstrak hingga proses penelitian di lab dan menuangkannnya dalam makalah , poster, presentasi dan seterusnya.

Jika lolos mereka digodok lagi dalam proses seleksi yang serupa di tingkat yang lebih luas, seperti antar sekolah. Kemudian di tingkat kota dan kabupaten. Sampai tingkat provinsi hingga akhirnya tingkat nasional. Maka ditemukanlah bibit-bibit unggul yang sudah terlatih  dalam penelitian , menuangkan hasil penelitian dalam berbagai materi, hingga tampil dalam presentasi. Proses seleksi berlapis ini menjadi  ajang latihan penting.

Sebenarnya ikut serta kompetisi ini hanyalah ‘gula-gula’ pemanis  dalam dunia pendidikan. Namun hasil terbesar yang diharapkan adalah mentalitas yang terbentuk dari proses meneliti itu sendiri .

Jadi dari tahun ke tahun siklusnya adalah proses seleksi yang tak berhenti. Sampai akhirnya Nike mendampingi keberangkatan mereka.

Tentu saja dalam ajang kompetisi  ilmuwan belia tersebut Nike harus selalu hadir. Bukan saja karena sebagai direktur Center for Young Scientists Indonesia, tapi juga  sebagai salah seorang personal dalam organisasi  International Steering Committe ( ICYS).Dari Asia hanya Nike alias Monika Raharti yang duduk di sana.

Nike bisa terpilih sejak tahun 2009  dimana prestasi ilmuwan belia  Indonesia yang dibinanya sangat gemilang di kancah dunia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun