Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Siapa Bilang Ibu Rumah Tangga Tak Perlu Cakap?

19 Juli 2016   12:13 Diperbarui: 16 Oktober 2019   14:53 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Top10indo.com

Salah satu saja dari  aktifitas menejemen rumah tangga tadi ada yang terganjal atau kacau, bisa merembet ke hal lain, lalu menjadi konflik dan pertengkaran. Tak jarang pertengkaran  dan konflik muncul dari kebingungan  salah satu anggota rumah tangga dalam menjalankan perannya.

Masalahnya Mental dan Moral,  bukan Jenis Pendidikannya.

Intinya, roda rumah tangga itu  miniatur organisasi besar. Sumber daya manusia adalah penentunya. Personalnya jelas perlu cakap, berwawasan, berkinerja bagus, beretos kerja tinggi, suka belajar, mau menerima masukan.

Dan faktor moral, mental, pendidikan tinggi, visi misi, serta  latar belakang  sosial budaya seorang suami  istri,amat mendukung.

Apapun jenis pendidikanya, jika seorang ibu rumah tangga terbiasa suka belajar dan mencari ilmu, berpikir kritis dan komprehensif, pola pikirnya  jeli objektif, cerdas ESQ, berintejensi memadai, terdidik, ia akan mudah belajar apapun. Cepat tanggap mengantisipasi liku hidup. Inisiatifnya tinggi. 

Lalu sehebat apapun ibu rumah tangga, namanya juga manusia, bukan mesin atau robot. Harus adalah jeda me time dan rehat

Jadi, kalau ada istri yang cakap cemerlang , berpendidikan tinggi, lalu memilih  menjadi ibu rumah tangga,  siapa bilang sia-sia belaka. Karena mereka biasanya memiliki semangat dan sangat visioner. Memiliki komitmen dan tanggung jawab tinggi di setiap jenis tuntutan kehidupan. Biasanya mudah dan cepat dalam belajar. Sekolah Kehidupan. Tidak mudah lho menguasai menejemen-menejemen yang tidak ada sekolahnya itu.

Lagian kalau hanya pintar masak dan menjahit saja, itu belum cukup. Banyak yang tadinya tidak bisa masak mendadak  jago masak. MIndset nya yang dibutuhkan. 

Jadi kalau mau ada sekolah tinggi berumahtangga, disiplin ilmunya  perlu  banyak namun  tidak mendalam. Ada unsur ilmu marketing, ekonomi, administrasi, kesekretariatan,  matematika, biologi, kesehatan, pedagogik, komunikasi, psikologi, keterampilan menyetir, memasak, housekeeping, komputer,gadget.  

Yang terberat biasanya adalah ilmu mengurus bayi dan balita. Karena  tidak hanya butuh keterampilan, tapi enerji dan stamina yang tidak biasa bisasa saja.  Apalagi di masa kini, suami istri bakal kesulitan menemukan asisten rumah tangga yang bisa dipercaya. Jadi siap-siap  untuk mengumpulkan pemahaman. Banyak majalah dan buku yang memberikan segala informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun