“Bersikap... ! bersikap.... ! bersikap!” suara nyaring seorang siswi berambut panjang dengan pita di kepang 2 nya. Namanya Lanny, anak terpintar lho. Lanny berdiri di depan 3 barisan siswi. Tangan kami lurus dan kami tepukkan ke badan . Yang barisan paling rapih masuk duluan. Habis berdoa baru kami mulai belajar.
Hadeeuh. Aku ketinggalan pelajaran. Untung Ibu Berta menyediakan waktu tambahan sepulang sekolah. Sambil menunggu kakakku yang pulangnya jam 12.30. Aku jam 11 sudah pulang. Kelas 1 SD soalnya.
Saat main menunggu kakakku pulang, di bawah rindang angsana ada Keiko . Yakni teman SD yang memang sudah cantik dari kecil. Jemari lentiknya memunguti buah bunga angsana saat kemarau. Aku bertanya untuk apa. Keiko bilang, simpan dalam sepatu selama semalam. Besok paginya bisa berubah menjadi hadiah kue. Ahaaa, aku diam-diam memunguti buah yang sama, membawanya ulang, untuk mencobanya. Dan esok paginya buah angsana tak pernah berubah menjadi kue. Tapi berimajinasi itu indah. Tak masalah.
Di bawah rindang semerbak wangi itu juga kami main Sondah. Atau main sepintrong, dan lompat tinggi. Kalau sedang musim spintrong dan lompat tinggi kami kebanyakan membuat talinya sendiri dari rangkaian karet gelang . Jangan ditanya, di depan SD yang bangunan Belanda itu serambinya penuh dengan yang sepintrong. Termasuk juga di lapangan. Eits, waktu tahun 1971 lahan depan SD itu berdebu alias belum dibeton. Di seberang SD ada biara dengan taman yang membentang indah. Ada pohon Kemiri yang di bawahnya ada gua St Maria.
Jika musim main beklen tiba, maka seluruh teras depan kelas juga penuh dengan yang main beklen. Kalau musim main sondah begitu juga. Tapi yang paling ramai main galah asin dan kucing-kucingan, seru sekali.
Rumah Teman, Rumah Kenangan
Dari sekolah ini kami juga punya jalan kenangan. Saat harus membuat tugas bareng teman. Atau hanya sekedar minta minum dan menumpang berteduh. Rumah Irma di Jalan Belitung tepat depan Taman lalu Lintas, itu yang sering aku singgahi. Karena dekat dengan sekolah.
Pernah juga aku menemani Yani jalan kaki ke rumahnya Jalan Sawunggaling karena ada buku yang tertinggal. Mengantar Linda Simon, siswi cantik berwajah indo Belanda ke jalan Haji Akbar dengan naik becak juga pernah. Atau hadir di ulang tahun Inge di jalan Brantas Bandung. Latihan Vokal Grup dirumah Oni jalan Riau dan di rumah Mona Sulaiman di jalan Veteran. Rumah Claudia di Viaduct juga sering jadi tempat singgah menunggu angkot dan menumpang minta minum.