Ibid., h. 73-74..
Pasukan Belanda di sekitar stasiun pompa itu sempat bertemu dengan petugas telegrafis Belanda yang berhasil melarikan diri dari tentara Jepang. Pukul 12.00 tanggal 23 januari, satu hari sebelum bertemu pasukan itu, petugas telegrafis itu ditangkap oleh serdadu Jepang. Rencananya, petugas telegrafis itu akan dibawa ke kota Balikpapan. Ketika pasukan Jepang yang menawannya menjadap serangan dari peleton KNIL. Petusa itu melarikan diri. Kebenaranan cerita petugas telegrafis itu dibenarkan oleh pasukan KNIL yang berusaha mengintai stasiun pompa air Sungai Wain (Agus Suprapto, op. cit., h. 74-75).
Di Tarakan, pada bulan April 1942, bekas serdadu KNIL disana sudah dibebaskan. Mereka hanya dianggap sebagai korban kolonialisme Belanda di Indonesia.( Iwan Santoso, Tarakan “Pearl Harbour” Indonesia (1942-1945), Jakarta, Primamedia Pustaka, 2004. h. 28.)
Persatuan Djaksa-djaksa Seluaruh Indonesia, Peristiwa Sultan Hamid II,Jakarta, Fasco Jakarta, 1955, hlm. 1-10. Sultan Hamid diawal kemerdekaan RI pernah menjadi Menteri Negara (tanpa portofolio) RIS yang terlibat dalam kudeta Westerling di Bandung dan Jakarta—setelah kudeta itu gagal, Sultan Hamid di adili dan dipenjara selama 10 tahun.
Agus Suprapto, Perang Berebut Minyak: Peranan Strategis Pangkalan Minyak Kalimanatan Timur dalam Perang Asia Pasifik 1942-1945, Samarinda, Lembaga Pariwara kalimantan Timur, 1996, h. 75-76.
Sinar Baroe, 4 Juni 1943
Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Timur, terbitan Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1978. h. 76.
Agus Suprapto, op. cit., h. 199.
Pewarta Perniagaan, 23 Juni 1942
Pengakuan seorang wanita tua yang semasa perang pasifik dipaksa menjadi pemuas nafsu serdadu Jepang di Balikpapan dalam acara televisi Saksi Mata, edisi Jugun Ianfu yang ditayangkan di TV 7 pada 22 Desember 2007 pukul 21.30 malam.
Sinar Baroe, 26 Maret 1943).