Mohon tunggu...
Andi Nur Baumassepe
Andi Nur Baumassepe Mohon Tunggu... Dosen - Adalah seorang dosen, konsultas bisnis Manajemen dan Peneliti

berkecimpung dalam dunia konsultan bisnis dan manajemen, serta pengajar di Universitas Hasanuddin. Membantu korporasidan startup series A dalam scale up bisnis, pengembangan bisnis model dan matching investor skema Private equity. Membantu pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan dan dunia Industri. Silahkan kontak baumassepe@fe.unhas.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Makassar Artikel Utama

Menghidupkan Kembali Jongaya, Kawasan Budaya dan Ekonomi Kreatif di Makassar

1 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 3 Januari 2025   14:59 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber pribadi: istana Jongaya yang masih kokoh dan berdiri di tengah-tengan kelurahah Jongaya, Juli 2024

Kini kawasan Jongaya ikut berkembang seiring kota Makassar menjadi suatu kota perdagangan, kota jasa, terbesar di Indonesia timur. Salah satu ikon penting di kawasan ini adalah berdirinya Istana Jongaya, yang pernah menjadi tempat tinggal Pahlawan Nasional Andi Mappanyukki. 

Beliau adalah putra Raja Gowa ke-34, I'Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba Ilang). Beliau juga menjadi Raja Bone ke-32 dengan gelar Sultan Ibrahim. 

Pada masa perjuangan kemerdekaan, Istana Jongaya menjadi lokasi penting untuk menyatukan para raja dan pejuang Sulawesi Selatan dalam mendukung NKRI.

Selain Istana Jongaya, kawasan ini juga memiliki berbagai situs budaya dan sejarah lainnya, seperti: Rumah Andi Pangeran Pettarani, mantan Gubernur Sulawesi dan Pahlawan Nasional. 

Masjid Tua Babul Firdaus, yang menjadi tempat peristirahatan atau makam  beberapa raja Sulawesi selatan (makam datu Sawitto). Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Indonesia Timur (STFT Intim), lembaga pendidikan tertua di kawasan timur Indonesia, di sinilah pulah Karaeng Patingalaong (cendikiawan Bugis Makassar) menyimpan buku dan membangun perpusatakaan pada jamannya. 

sumber: dokumen pribadi, bersama Dr halilintar latief. 
sumber: dokumen pribadi, bersama Dr halilintar latief. 

Situs Poccibutta (pusat bumi) yang dipercaya sebagai titik awal perkampungan Bugis, Makassar, dan Mandar di Kota ini.

Tidak bisa di pungkiri kawasan Jongaya juga memiliki kini pusat seni dan budaya lokal, seperti munculnya pengrajin perak ukiran Kendari, adanya sangar-sanggar seni tradisional seperti Ganrang Bulo, komunitas Khalwatiyah Saman Syekh Yusuf, serta komunitas Melayu dan Jawa yang bermukim di pinggir wilayah Jongaya. 

Bila di tambahkan akan masih banyak komponen-komponen yang belum di identifikasi yang akan menjadi daya tarik bagi kawasan ini.

Pembangun Kawasan Budaya dan Pengembangan ekonomi kreatif di Jongaya

Mengapa ide membangun kawasan Jongaya sebagai kawasan budaya dan pengembangan ekonomi kreatif itu suatu ide yang penting untuk dikembangkan oleh pemerintah kota Makassar kedepan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun