Bahkan menjelang pintu masuk ke Makam, Â anak-anak kecil berbaris menyadongkan tangan. Â Padahal kalau dilihat dari pakaian dan wajah anak-anak, Â mereka sepertinya bukan orng miskin karena terlihat bersih dan rapi. Â
Sampai di depan pintu makam,  pengunjung belum terbebas dari para peminta.  Seorang pria paruh baya menanyai asal para peziarah satu persatu.  Mereka  menuding salah satu sudut tempat dekat pagar dan menyebut,  "Semarang di sini,  Jakarta di sini,  Probolinggo di sini".  Ternyata mereka mengumpulkan alas kaki para pengunjung dalam satu tempat menurut kota asal,  agar saat keluar bisa mengambilnya kembali dengan mudah. Dan ini salah satu alasan mereka meminta upeti kepada para peziarah. Â
Sampai kami kembali ke parkiran bus, Â teror para pengemis tak berhenti sampai mesin bus dinyalakan dan melanjutkan perjalanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI