Keluarga serempak menjawab, "habis makan siomay bu"Â
Sambil menuding saya yang gemetaran. Lalu dokter ini menghampiri saya,  dan bertanya apa saja yang  beliau makan?Â
Saya menjawab kalau ibu hamil itu memakan pare beberapa puluh potong. Â
Sambil menunggu, Â saya menyimak pembicaraan tuan rumah dengan dokter. Â
Saat dokter pamit pulang saya merasa lega karena sebelum masuk mobil berpesan agar ibu hamil dianjurkan jangan makan pare karena bisa membuat darahnya turun seketika.Â
Ternyata yang  menyebabkan ibu hamil pingsan itu bukan karena keracunan siomay.Â
Sebab semua orang yang hadir menikmati dan tidak terjadi apa-apa.  Tapi ibu hamil menyantap pare yang  menjadi pantangan,  sehingga efeknya darah menjadi droop seketika.Â
Saya saat itu khawatir, seorang kawan saya yang  juga penjual siomay berurusan dengan polisi.  Ikan kedaluarsa yang  digunakan membuat siomay,  menjadi sebab semua undangan yang  menikmati siomay keracunan dan dirawat di rumah sakit.Â
Untunglah yang terjadi  pada diri saya bukan karena kesalahan saya, terapi karena keteledoran pembeli yang  mengkonsumsi pare terlalu banyak.Â
Sejak kejadian itu saya sudah tidak  menyediakan pare sebagai menu dagangan saya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H