Hidup mandiri itu sungguh penuh perjuangan. Apalagi jauh dari sanak saudara dan kerabat. Â Kita harus berani memutuskan setiap masalah sebagai proses belajar jadi orang tua. Membesarkan anak, Â menyekolahkan, Â dan membuatnya hidup mandiri seperti kita.
Baca juga: Terobsesi Menikah di Usia 25 Tahun Tanpa Pertimbangan Matang Dapat Berakibat Fatal
Memang hidup ini  penuh  perjuangan.  Dan itu yang akan membentuk kemandirian.  Yang menciptakan keluarga-keluarga tangguh dan pantang menyerah. Menyongsong masa depan lebih baik dan penuh harapan.
Setelah menikahkan anak, Â saya juga merasa kehilangan. Â Satu anggota keluarga yang kini telah membentuk kemandirian. Ia hidup bersama suaminya.
Meskipun sebenarnya tak tega melepaskan, Â tapi itu harus dilakukan, Â karena ia telah menikah. Dan hidupnya menjadi hak suaminya. Â Saya sebagai orang tua hanya bisa memantau dan mengawasi. Â Memberikan nasehat bila diperlukan. Tanpa perlu mencampuri apa yang mereka lakukan.
Karena menikah itu sebuah pilihan, Â dan berani menikah berarti berani mengambil jalan hidup mandiri, Â untuk kejayaan diri dan keturunannya kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H