Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Sehat Umur Panjang ala Mbah Mahali Seloprojo

27 Januari 2020   11:24 Diperbarui: 27 Januari 2020   12:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang tinggal di seputaran kabupaten Magelang pasti mengenal sosok Mbah Mahali. Pria berusia 155 tahun ini masih terlihat perkasa. Menyambut tamu yang datang dengan ramah. Dan masih mampu bercerita tentang masa mudanya yang penuh perjuangan.

Jalanan kampung seloprojo | dokpri
Jalanan kampung seloprojo | dokpri
Berada di di ketinggian  1500 MDPL kampung Seloprojo dengan dominasi pertanian sangat sejuk udaranya. Siang saja terasa sejuk. Apalagi malam hari.

Saya mengunjungi beliau di rumahnya yang besar beberapa kali dalam rangka bershilaturahmi dan konsultasi.

Sayang kami tidak diijinkan mengambil gambar Mbah Mahali karena sesuatu hal.

Tapi saya mengabadikan beberapa foto saat berada di luar rumah beliau yang luas.

Saat ini Mbah Mahali tinggal bersma anaknya, Mbah Ahmad. Usia Mbah Ahmad mungkin sekitaran 70 tahun. Tapi terlihat lebih tua dari Mbah Mahali.

Saat saya berkunjung, begitu duduk langsung disambut dengan ramah dan suguhan makanan kecil berderet panjang.
Kopi panas dengan ceplusan gula aren asli menjadi pelengkap suguhan sore yang hawanya  lumayan dingin.

Mbah Mahali juga minum. Tapi bukan minuman panas seperti yang kami minum.

"Wedang utowo panganan panas iso gawe weteng melar mas",  (minuman dan makanan panas bia membuat perut mengembang mas), kata Mbah Mahali.

Kami terus mengobrol mengenai apa saja. Dan bertanya tentang masa muda Mbah Mahali.

"Kampung ngriki rumiyin sepi",
(Kampung ini dulunya sepi)

Mbah Mahali bercerita bahwa Seloprojo mungkin termasuk rute gerilya Jenderal Soedirman. Tapi beliau hanya melihat tentara yang berjalan dalam deret panjang.

"Wonten sing ditandu mas, kadose niku pimpinane"
(Ada yang ditandu mas, kelihatannya itu pimpinannya).

Ya jendral Soedirman memang dibawa menggunakan tandu oleh para TKR, naik gunung menuruni lembah saat masa perang kemerdekaan. Mungkin Seloprojo termasuk kampung yang dilalui saat gerilya.

Waktu kami disuguhi makanan khas pedesaan,  Mbah Mahali seperti tidak tertarik. Beiau hanya mencomot sedikit nasi setelah itu tidak memakan apa-apa lagi.

Mbah  Mbah Mahali kemudian menceritakan kondisi bapaknya yang makan hanya sedikit.

Bapak memang cara makannya begitu, sehari paling satu sendok atau dua sendok.
Bahkan Mbah Mahali pernah menjalani Poso Ngebleng  (tidak makan tidak minum ) selama satu Minggu.

"Sing maringi sehat kan rosa niku sanes pakanan, tapi Gusti Pangeran"

(Yang memberi kesehatan dan kekuatan itu  bukan makanan tapi  Tuhan Pencipta Alam).

Mbah Mahali juga jarang tidur, saya di rumahnya berkali-kali menguap. Tapi Mbah Mahali tetap terjaga dan tak terlihat kelelahan sedikitpun.

"Kulo nek turu ming nek rasa ngantuk mawon, nek mboten ngantuk nggih mboten tilem. Wong awan kalih dalu niku rasane sami"

(Saya kalau tidur ya kalau mengantuk saja. Kalau nggak ngantuk ya tidak tidur. Karena malam dan siang bagi saya tidak ada bedanya.

Mbah Ahmad yang menemani obrolan kami pun bercerita, kalau Mbah Mahali itu tidurnya hanya beberapa menit. Dan tidak harus di tempat tidur. Di kursi, di teras, bahkan di sawah pun beliau bisa terdudur beberapa menit.

Saat masih sehat Mbah Mahali masih mencari rumput untuk sapinya. Tapi sekarang karena Mbah Mahali sudah menggunakan tongkat untuk berjalan, anak cucunya melarangnya.

Mbah Mahali sebagai orang sepuh, seperti bisa melihat masa depan. Bukan meramal nasib tapi sepertib mendapatkan gambaran tentang nasib seseorang dan mempunyai cara untuk menyelesaikan.

Tak heran rumah Mbah Mahali sering kedatangan tamu baik dari dalam maupun luar kota. Mereka adalah orang-orang yang sedang dirudung masalah. Baik masalah keluarga maupun masalah keuangan.

Bahkan saat menjelang suksesi kepemimpinan daerah rumah Mbah Mahali tidak pernah sepi dari tamu yang datang.

Ada hal yang paling menarik dari pribadi Mbah Mahali, mengapa beliau bisa berumur panjang.

Tidak makan dan minum sembarangan. Meskipun Mbah Mahali tidak tersentuh pengetahuan tentang kesehatan modern, beliau memahami bahwa memakan makanan yang panas dan dingin akan memiliki efek yang tidak biasa pada tubuh. Mungkin orang akan merasa segar saat mengkonsumsi makanan panas, berkeringat, dan merasa fresh. Tapi efek yang ditimbulkan dari memakan makanan panas akan mengakibatkan pencaciran lemak tubuh. Dan saat membeku lemak tersebut akan menggumpal dan menjadi berbagai macam sumber penyakit.

Saat ini manusia modern mernyukai makanan yang super panas, super dingin, atau super pedas. Bahkan beberapa orang memakan makanan yang tak lazim dikonsumsi. Seperti daging mentah, daging setengah martang, bahkan binatang hidup.

Tidak mengkonsumsi binatang yang masih hidup, daging setengah matang, atau berinteraksi dengan unggas saat ini menjadi himbauan berkaitan dengan merebaknya virus Corona ke seluruh dunia. Bahkan Kompas merillis berita tentang 13 negara yang warganya ditengarai telah positif terinveksi virus Corona.( Kompas 26/1/2020).

Makanan memang sangat diperlukan oleh tubuh. Tapi memakan makanan sembarangan tidak akan membuat hidup sehat, tapi malah menjadi sumber penyakit.

Memang hidup sehat tak dimulai dari orang lain. Meskipun di luar sana ditawarkan bejibun makanan yang menggugah selera.
Sebab hidup sehat juga untuk negara. Agar tercipta suasana yang bahagia karena kesehatan merata.

Tidak seperti negara yang terjangkit Virus Corona

Anda Siap hidup sehat ala Mbah Mahali Seloprojo?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun