Yang tinggal di seputaran kabupaten Magelang pasti mengenal sosok Mbah Mahali. Pria berusia 155 tahun ini masih terlihat perkasa. Menyambut tamu yang datang dengan ramah. Dan masih mampu bercerita tentang masa mudanya yang penuh perjuangan.
Saya mengunjungi beliau di rumahnya yang besar beberapa kali dalam rangka bershilaturahmi dan konsultasi.
Sayang kami tidak diijinkan mengambil gambar Mbah Mahali karena sesuatu hal.
Tapi saya mengabadikan beberapa foto saat berada di luar rumah beliau yang luas.
Saat ini Mbah Mahali tinggal bersma anaknya, Mbah Ahmad. Usia Mbah Ahmad mungkin sekitaran 70 tahun. Tapi terlihat lebih tua dari Mbah Mahali.
Saat saya berkunjung, begitu duduk langsung disambut dengan ramah dan suguhan makanan kecil berderet panjang.
Kopi panas dengan ceplusan gula aren asli menjadi pelengkap suguhan sore yang hawanya  lumayan dingin.
Mbah Mahali juga minum. Tapi bukan minuman panas seperti yang kami minum.
"Wedang utowo panganan panas iso gawe weteng melar mas", Â (minuman dan makanan panas bia membuat perut mengembang mas), kata Mbah Mahali.
Kami terus mengobrol mengenai apa saja. Dan bertanya tentang masa muda Mbah Mahali.
"Kampung ngriki rumiyin sepi",
(Kampung ini dulunya sepi)
Mbah Mahali bercerita bahwa Seloprojo mungkin termasuk rute gerilya Jenderal Soedirman. Tapi beliau hanya melihat tentara yang berjalan dalam deret panjang.