Tapi sebaliknya LSM ini dianggap "tidak bersuara" lantang untuk isu yang sama, terhadap perusahaan tambang emas yang telah melakukan eksploitasi di kawasan itu, tidak jauh dari lokasi PLTA Batangtoru.
Meski kemudian Direktur Walhi Sumatera Utara, Dana Prima Tarigan, membantah kecurigaan itu, dengan mengatakan, lembaganya tidak pernah mendukung atau berafiliasi dengan salah satu korporasi. "Hal itu tidak mungkin kami lakukan," kata Dana (Waspada/Waspadaaceh, 7 April 2019).
Walhi, kata Dana, akan terus melakukan berbagai kampanye penolakan terhadap segala bentuk dan upaya yang dapat merusak ekosistem hutan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Dana juga menyebut tidak ada kerjasama dengan YEL terkait dengan kampanye pihaknya.
Sementara itu, Â Staf Komunikasi YEL, Suryadi, menyebut, pihaknya melaksanakan aksi penyelamatan Orang utan di wilayah Batangtoru tanpa melibatkan atau kerjasama dengan NGO lain. (Gosumut, Senin 15 April 2019).
Walau pihak Walhi dan YEL mengungkapkan hal itu, namun masyarakat masih menyimpan tanda-tanya besar. Ada apa dengan para aktivis lingkungan ini? Mari tepuk dada, ungkapkan sumber dana, baru  buktikan nasionalisme kita! (*)