Namun maraknya daya kritis para aktivis tagar 2019 ganti presiden, tidak puas hanya unjug gigi di medsos. Mereka ingin mendorong masyarakat banyak untuk ikut mendukung gerakan tagar 2019 ganti presiden di berbagai tempat, tidak lagi hanya di medsos.Â
Hal tersebut membuat para aktivis gerakan tagar 2019 ganti presiden mendapat banyyak hambatan yang ditemui, bahkan sampai terjadi penolakan terhadap kehadiran aktivis tersebut. Neno merupakan salah satu aktivis gerakan sosialisasi tagar 2019 ganti presiden yang harus kembali ke Jakarta, setelah gagal untuk ke luar dari bandara SSQ Pekanbaru.
![sumber: https://regional.kompas.com/read/2018/08/27/18392931/ditolak-di-pekanbaru-hingga-akhirnya-kembali-ke-jakarta-ini-cerita-neno](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/02/28/neno-5c77019a12ae94114e6be5a2.jpg?t=o&v=555)
Namun sewaktu di Batam, Neno masih dapat melaksanakannya, setelah adanya jaminan tokoh masyarakat terhadap aktivitas Neno di Batam. Penolakan terhadap Neno ini mendorong medsos terus berkembang secara efektif dan efisien untuk dijadikan ladang subur bagi arah demokratisasi.Â
Kekuatan medsos yang luar biasa besar ini, juga ditenggarai merupakan salah satu faktor yang mendorong munculnya aksi damai umat Islam Reuni 212 yang fenomenal.
 Mobilisasi massa melalui medsos dianggap efektif dan efeisien untuk menjangkau masyarakat dalam jumlah besar dan sskala daerah yang luas.Â
Namun kekuatan medsos yang dianggap dapat mengurangi elektabilitas Pak JokoWi ini kemudian dianggap sebagai salah satu sasaran yang harus diserang oleh Pak JokoWi.Â
Berbagai upaya untuk mengeliminasi pengaruh medsos dalam menghadang langkah langkah Pak JokoWi, pun dilakukan. Istilah "Propaganda Rusia" yang menghebohkan itu, merupakan salah satu alternatif untuk memberikan gambaran bahwa medsos lebih banyak memberitakan kabar bohong atau hoaks. Gaung bantahan pelarangan azan di masjid jika Pak JokoWi menang Pilpres, juga menyasar kepada medsos banyak memberitakan kabar bohong atau hoaks.Â
Berbagai upaya untuk mengeliminasi pengaruh medsos dalam menghadang langkah langkah Pak JokoWi, pun dilakukan. Istilah "Propaganda Rusia" yang menghebohkan itu, merupakan salah satu alternatif untuk memberikan gambaran bahwa medsos lebih banyak memberitakan kabar bohong atau hoaks.
 Gaung bantahan pelarangan azan di masjid jika Pak JokoWi menang Pilpres, juga menyasar kepada medsos banyak memberitakan kabar bohong atau hoaks.Â
Namun medsos mempunyai logika sendiri untuk berusaha mengkritisi langkah langkah Pak JokoWi. Tagar-tagar kreatif seolah dapat muncul tanpa henti.Â