Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sensasi Adhieyasa Membuat Lima Terpanggang

16 Juni 2016   23:29 Diperbarui: 16 Juni 2016   23:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sayang Andro tidak ada di sampingku. Dengan tempat duduk di kelas eksekuitf begini, akan sangat nyaman kalau bermanja-manja dengan Andro. Lagian mereka bisa agak bebas berdua, karena biasanya memang penumpang kelas eksekutif kan terbatas. Aapalagi dengan jarak tempuh yang pendek begini. Bangka Belitung-Jakarta. Pasti sangat jarang orang yang mau mengambil kelas eksekutif. LIma sudah dapat membayangkan betapa Andro akan memanjakan Lima dalam perjalanan yang sangat pendek itu. 

Sungguh Lima sangat kecewa berat dengan keputusan Andro, ingin lebih lama di Bangka. Tetapi bagaimana lagi, Lima harus dapat memisahkan antara hubungan suami isteri dengan masalah kesejahteraan. Kalau Lima hanya ingin bersenang-senang saja. Kalau terjadi masalah besar di kelak kemudian hari, Lima tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab. Banyak pekerjaan yang harus Lima selesaikan. Kalau sudah di kantor, rasanya semua menjadi hidup. Walaupun akhir-akhir ini Lima merasakan setelah kehadiran Andro, Lima menjadi semakin kreatif. Banyak pekerjaan sepertinya mudah ditangani. Banyak job yang datang dan bahkan lebih banyak yang resikonya besar. Tetapi, Alhamdulillah, Lima dapat menanganinya dengan tepat waktu. Hal tersebut, tentu membuat Lima bertambah sayang kepada Andro. Sepertinya hidup Lima menjadi lebih berarti setelah Lima bersama Andro. Ya. Allah. jangan cabut kenikmatan yang kau beri ini.

"Maaf, boleh aku duduk di sini"

Masya Allah. Bagaimana Adhieyasa bisa sampai di sini. Adalah suatu hal tanpa etika, kalau Lima menolak orang yang akan duduk di bangku kelas eksekutif. PIhak maskapai pasti akan komplain kepada Lima, jika itu Lima paksakan. Walaupun bangku yang lain, di kelas eksekutif masih ada yang kosong. Kalau tidak salah sebelum Lima terlelap tadi, belum ada satu pun, ada penumpang yang duduk di bangku kelas eksekutif. Lima lupa kalau Limalah yang memesan kepada Adhieyasa, semua bangku eksekutif itu dibiarkan kosong tidak ada penumpangnya. Lima ingin hanya berdua dengan Andro. Tapi Adhieyasa. Bagaimana dia bisa mendapatkan kursi tepat di samping Lima ?

Waduh, bagaimana ini ? Akan sangat tidak nyaman pasti perjalanan pulang ke Jakarta ini. Walaupun penerbangannya hanya sebentar. Tetapi duduk berdua dengan Adhieyasa, bukan pilihan terbaik Lima. Kalau saja Lima mau melanggar etika, rasanya Lima mau menyuruh Adhieyasa pindah tempat duduk. No. Tempat duduk kelas eksekutif yang lain kan masih ada. Tetapi haruskah Lima bersikap begitu dengan Adhieyasa si ganteng  itu. Wus. Lima tidak boleh lupa, bahwa dia sudah punya suami Andro yang sangat sayang kepada Lima. Eh dari tadi belum kujawab pertanyaan Adhieyasa.

"Kok, kamu pulang ke Jakarta juga ?"

"Bukannya ini kursi tempat duduk Andro ?"

"Maaf, Lima. Karena aku punya hubungan baik dengan pihak maskapai, aku minta tolong untuk uruskan tiket pembatalan Andro menjadi tiketku ?"

"Ah. Kau pasti pasti pandai berdalih. Jangan-jangan KTP Andro pun, kamu punya ?"

"Kok Kamu tahu Lima ?"

"Sudahlah, aku ini wanita karier. Tahu seluk beluk kalian main kucing-kucingan, kalau masalah tiket"

"tapi ingat jangan ganggu aku. Aku capek sekali. Ingat kita bukan siapa-siapa ya ?"

"Kalau pun di bandara tadi, aku guyur mukamu, hanya karena aku ingin memecah kesunyian. Ingat aku klienmu Adhieyasa!"

"Baik"

Begitu capeknya Lima dan karena sudah yakin dan memperingatkan Adhieyasa untuk tidak berbuat tak senonoh, Lima pun memejamkan matanya. Rasanya seluruh otot tulang badannya hilang. Sungguh bulan madu yang menyenangkan. Lima betul-betul menikmati rencana yang dia susun dengan Adhieyasa. Walaupun persiapannya begitu mendesak. Pilihan alternatif yang ditawarkan Adhieyasa pun menarik. Pantes Andro percaya kepada Adhieyasa. Tapi mengapa ada Zaskia di sana. Ah. Tidak bagus berpikir buruk. Itu akan membuat Bulan Madu Berongga. Lima masih inging merasakan kenikmatan bersama Andro. Perlahan Lima pun mulai lemah. Tanpa sadar Lima sudah bersandar di lengan Adhieyasa. 

Lima merasakan bahwa dia sangat bahagia. Lima tersenyum-senyum dalam tidurnya. Lima masih merasa bersama Andro. Tanggannya menggapai-gapai mencari pegangan. Begitu terasa ada yang dapat Lima pegang, Lima pun menghembuskan nafasnya ke arah pegangan tangannya itu. Lima tanpa sadar sudah tidur di pelukan Adhieyasa.

Dalam tidur Lima teus berdoa. Lima psarah kepada Allah, atas apa yang terjadi. Lima yakin Lima akan mendapat kebahagiaan sejati jika selalu mencoba mendekatkan diri kepada Allah. Allah satu satunya tempat bergantung segala sesuatu. Lima sungguh sangat bersyukur diberi rejeki yang sangat besar oleh Allah SWT. Lima  berpikir akan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Lima tidak akan tergesa-gesa hanya untuk mengejar deadline. Lima tahu bahwa Allah telah memberikan jalan kepada setiap mahkluknya asal mau berusaha. Tetapi Lima juga yakin, bahwa terkadang tidak semua rencana yang Lima akan jalankan sesuai dengan target yang hendak dicapai. Lima berpikir, itu mungkin cobaan dari Allah SWT. Sejauh mana Lima tetap teguh memegang pendirian, bahwa nikmat Allah itu sangat banyak sementara siksa Allah itu sangat pedih. Lima akan tetap berusaha untuk tegar, kalau pun harus mendapat cobaan yang sangat berat. Seperti, tiba-tiba Lima sadar. ya. Lima sadar bahwa Andro tidak disisinya. Lalu siapa yang membuat Lima bermanja-manja tadi ?

Kurang ajar. Pasti si Adieyasa mengambil kesemapatan dalam kesempitan. Awas kamu Adiieyasa. Dalam kesulitan membuka mata karena kecapaian yang sangat berat. Tangan Lima sudah akan memukul Adhieyasa.

"Ibu, ingin sesuatu ?"

Lima kaget melihat orang yang didekatnya bukan Adhieyasa. Tetapi pramugari maskapai.

"Oh tidak. Ke mana orang yang duduk di sebelah tadi ?"

Bingung, kagok, malu campur aduk di hati Lima, berhadapan dengan pramugari yang suaranya lembut itu.

"Baru saja, dia pergi ke toilet, Bu"

Kurang ajar. Sampai pergi ke toilet pula dia. Awas kamu Adhieyasa, aku tidak akan memaafkanmu kalau kamu sempat berbuat kurang ajar kepadaku. Lima meraba seluruh pakaiannya, masih lengkap seperti waktu dipakai tadi. Tidak ada yang berubah satu pun. Ngapain Adhieyasa itu pergi ke toilet. Ah. Malu juga kalau aku harus bertanya masalah itu. Lima pasang muka kaku. Lima merasa kurang nyaman dengan Adhieyasa duduk di sampingnya. Walaupun  waktu Lima tidur tadi, sangat berbeda. Lima begitu bebas bergerak di samping Adhieyasa. Lima merasa Andro yang disisinya. Kurang ajar kau Adhieyasa. Awas kalau pergi ke toilet karena sesuatu.

Para penumpang yang terhormat, sebentar lagi akan sampai ke bandara SHIA. Mohon tegakkan sandara kursi, memasang safety belt kembali dan jangan menghidupkan hp atau alat elektronik lainnya, sampai pesawat berhenti sempurna.

Akhirnya kami ke luar. Adhieyasa sempat ke tempat duduk. Tapi hanya mengambil ranselnya. Kami berdua berdiam diri. Seeolah-olah tidak kenal satu sama lain. Aku pun tidak punya waktu untuk mendamprat Adhieyasa.

"Yakin, tidak perlu diantar Lima ?" seru Adhieyasa memecah kesunyian.

"Kau kan tahu, aku wanita karier. Kalau di Jakarta. Kau jangan sok sok pahlawan ya Adieyasa!"

"Baik. Tapi bolehkan aku mengawasimu dari jauh ?"

"Eh. Adhieyasa, kau pikir kamu ini siapa. Banyak belajar agama. Anak ganteng!"

"Aku kan sahabat suamimu Andro. Karena aku belajar agamalah, maka aku merasa punya kewajiban memastikan isteri sahabatku selamat sampai di rumah. Lagian kan kau kline terbaikku. Masak aku seperti tidak peduli karena urusan sudah selesai. Hancur dong bisnislku nanti"

Sensasi Adieyasa membuat Lima terpanggang. Mau marah jengel campur aduk, tetapi Adhieyasa selalu punya alasan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun