Pasti kita sudah pernah mendengar istilah Revolusi Mental yang didengungkan oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut website http://revolusimental.go.id Revolusi Mental adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik.
Masih menurut website-nya tadi, ada delapan prinsip Revolusi Mental:
- Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
- Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
- Harus bersifat lintas sektoral.
- Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
- Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
- Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
- Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
- Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.
Adapun penggerak Revolusi Mental itu sebenarnya adalah kita semua, seluruh bangsa Indonesia. Bukan hanya Pemerintah. Bukan hanya Masyarakat. Tetapi Masyarakat dan Pemerintah harus secara bersama-sama melakukan perbaikan mental. Di segala bidang, di setiap aspek kehidupan, khususnya yang terkait dengan keberadaan kita di ruang publik.
Tentu harus dimulai dari diri kita sendiri. Lalu meluas ke lingkungan keluarga. Kemudian ke lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja/sekolah. Setelah itu barulah meluas ke Lingkungan Kota dan Negara.
Setiap individu jika melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik, dan dilakukan secara bersama-sama, maka gerakan ini memang akan membawa perubahan yang cepat bagi bangsa Indonesia.
Jadi, perubahan cepat itu akan terjadi jika dilakukan secara bersama-sama dan dalam waktu yang relatif bersamaan. Kapan? Ya sekarang! Mulai dari diri kita, dan mulai dari sekarang!
Beberapa contoh sederhana yang bisa kita lakukan untuk melaksanakan Revolusi Mental dalam kehidupan kita sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Terapkan pola hidup sehat: makan, istirahat, dan olah raga yang cukup.
Seperti yang telah disebutkan tadi, harus dimulai dari diri kita masing-masing. Caranya? Lakukan pola hidup sehat, yaitu dengan makan, istirahat, dan berolah raga yang cukup. Jika kita sudah melakukan hal ini; maka fisik dan jiwa kita menjadi sehat. Di dalam tubuh yang sehat, sudah pasti akan terbentuk jiwa yang sehat pula. Pola pikir pun ikut sehat. Pikiran kita akan selalu didominasi oleh hal-hal yang positif. Bahkan melihat kondisi yang negatif atau buruk sekalipun, kita bisa tetap menyikapinya dengan cara-cara yang positif.
2. Jaga relasi yang baik dengan seluruh anggota keluarga.
Hal selanjutnya yang penting kita lakukan adalah menjaga keharmonisan di dalam lingkungan keluarga. Mulai dari lingkungan keluarga yang paling kecil, yaitu antara suami dengan istri, antara orang tua dengan anak-anak, antara sesama saudara (abang, kakak, adek). Setelah itu berlanjut kepada lingkungan keluarga lain seperti keluarga orang tua, keluarga saudara-saudara dari pihak suami maupun istri, antara mertua dengan menantu, antara paman dan keponakan, antara saudara sepupu, dan seterusnya. Sapa dengan ramah, dan saling memberi perhatian yang baik terhadap anggota keluarga, adalah contoh yang paling sederhana. Hindari pertengkaran dan perselisihan.
3. Bangun relasi yang baik dengan tetangga.
Ketika relasi dengan anggota keluarga kita sendiri sudah baik, maka dengan sendirinya akan terbentuk relasi yang baik pula dengan lingkungan di sekitar rumah kita. Menjaga ketenangan lingkungan dengan tidak membuat keributan di lingkungan RT maupun RW. Jika kita saling berpapasan di jalan, sapalah dan tanyakan kabarnya. Terlihat seperti basa-basi, padahal bukan jika dilakukan dengan ikhlas. Sesekali kita juga beramah tamah dengan mereka. Berdiskusi dengan tetap saling menghormati. Hindari perselisihan dengan tetangga di sekitar lingkungan rumah kita.
4. Bangun relasi yang baik dengan teman kantor/sekolah.
Bagi mereka yang bekerja di kantor maka bangunlah relasi yang baik dengan rekan kerja, termasuk antara atasan dengan bawahan. Bekerjalah dengan baik, jangan menunda-nunda pekerjaan. Bagi adek-adek yang masih sekolah atau kuliah, jagalah relasi yang baik dengan teman-temanmu. Jika bercanda, jangan kelewat batas. Jangan sampai menyinggung perasaan teman kita. Jujurlah saat kita sedang ujian dengan tidak menyontek, dan belajarlah sungguh-sungguh supaya tidak kesulitan saat ujian. Hormati guru-guru yang sudah bersusah payah mendidik kalian.
5. Hormati hak-hak orang lain saat berada di jalan.
Ketika kita bepergian dengan kendaraan sendiri, baik roda dua maupun roda empat, hormatilah selalu hak-hak orang lain saat kita berada di jalan raya. Hormati para pejalan kaki. Patuhi peraturan dan rambu lalu lintas. Jika ada larangan memutar (U-Turn yang dicoret), jangan memutar di situ, sekalipun tidak ada Polisi yang bertugas. Carilah U-Turn di depan yang memang diperuntukkan untuk memutar balik arah. Jangan sekali-kali melawan arus, khususnya bagi pengendara roda dua. Bagi kita yang pejalan kaki, menyeberanglah pada tanda Zebra Cross. Atau, menyeberanglah melalui jembatan penyeberangan. Jangan menyeberang di jalan saat lampu lalu lintas sedang berwarna hijau, karena di samping berbahaya bagi diri kita, juga mengganggu hak pengendara lain yang sedang melintas. Bersabarlah menunggu giliran hak kita di jalan raya.
6. Hormati wanita dan orang lanjut usia di kendaraan umum.
Jika kita sedang berada di dalam kendaraan umum seperti bis kota atau kereta api, tawarkan dan berikanlah kursi yang sedang kita duduki kepada Ibu-Ibu (terutama Ibu Hamil), juga kepada Orang Tua yang sudah lanjut usianya. Tawarkanlah dengan ramah dan tersenyum. Yakinlah, jika itu kita lakukan dengan ikhlas, hati mereka pasti bahagia. Mereka juga bangga mengetahui bahwa bangsanya sendiri saling menghormati. Mereka tidak segan-segan mengucapkan terima kasih kepada kita, sambil di dalam hatinya mendoakan kita. Ingatlah, ketika kita didoakan orang lain, maka berkat akan terus mengalir ke diri kita.
7. Hormati hak orang lain dalam antrian.
Jika kita harus mengantri, lakukanlah dengan tertib. Ikutlah dalam antrian itu. Jangan menyerobot hak orang lain yang sudah duluan mengantri. Sekalipun kita buru-buru, jangan menyerobot! Ingatlah, bahwa bukan hanya kita yang ingin cepat dilayani. Orang lain pun memiliki hak yang sama. Ingatkan orang lain yang tidak mau mengantri dengan baik. Yang diingatkan pun harus mau menerima teguran dari orang lain. Tidak perlu tersinggung. Bila perlu, minta maaf jika memang kita tidak tahu adanya antrian di situ. Itu lebih baik dan terhormat daripada justru melawan orang yang sudah menegur kita.
8. Jangan korupsi.
Bagi kita yang memiliki wewenang mengelola dan menggunakan uang rakyat, jangan mengambil uang yang bukan hak kita. Jangan pernah mengambil atau mengurangi hak orang lain. Sebagai orang yang bergama, sudah seharusnya kita memiliki prinsip bahwa di manapun dan apapun yang kita lakukan, pasti dilihat oleh Tuhan Yang Mahakuasa.
9. Tepati janji dan hargai waktu.
Jangan pernah ingkar terhadap janji. Hargailah waktu. Jangan datang terlambat dalam kegiatan yang kita ikuti. Bila perlu, datanglah lebih awal. Di samping membuat hati menjadi tentram, kita menghargai orang lain yang sudah mengundang kita.
10. Jaga kebersihan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan.
Sekalipun itu hanya bungkus permen, kantongilah terlebih dulu jika saat itu kita tidak melihat tong sampah. Jika kita menemukan sampah sekecil apapun di jalan atau di angkutan umum, kutiplah, dan buanglah ke tempat sampah. Demikian juga bagi mereka yang berkendara roda empat, jangan sekali-kali membuang sampah ke jalan raya. Sediakan tempat sampah di dalam mobil.
11. Berani beropini dan bertanggung jawab.
Kalau yang ini, sama seperti yang sedang kita lakukan sekarang di Kompasiana. Tidak ada yang melarang kita beropini melalui tulisan. Tapi, lakukanlah hal itu dengan penuh rasa tanggung jawab. Baik kepada diri kita sendiri, maupun orang lain. Hindari beropini tanpa didasari fakta, karena itu sama artinya kita tidak bertanggung jawab terhadap tulisan kita sendiri. Boleh mengkritik atau menyindir seseorang, tapi harus berdasarkan fakta dan dilakukan dengan cara yang positif. Mengkritik bisa dilakukan dengan cara positif, apalagi jika disertai dengan solusi.
12. Ubah cara pikir negatif menjadi positif dalam menghadapi persoalan.
Sering kali kita memandang persoalan dengan lebih mengedepankan pikiran negatif. Alih-alih mendapatkan solusi, yang ada malah rasa curiga dan selalu menyalahkan pihak lain. Akhirnya kita merasa yang paling benar dan orang lain selalu salah. Oleh karena itu, hindari pikiran negatif di otak kita. Ketika kita selalu berpikiran positif saat menghadapi persoalan, maka kita jadi mengintrospeksi terlebih dulu kepada diri kita, dan tidak buru-buru menyalahkan pihak lain. Sering kali solusi tidak kita dapatkan karena yang ada di pikiran kita selalu hal-hal negatif saja.
13. Selalu optimis dan semangat menjalani hidup.
Ketika pikiran positif sudah mendominasi isi otak kita, maka kita menjadi optimis dan semangat dalam menjalani hidup ini. Ketika kita melihat situasi yang tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya hati dan jiwa kita sudah damai dan tentram duluan, Kita tidak akan bisa terpengaruh dengan kondisi buruk itu. Kita tetap optimis bahwa semua persoalan di negara ini akan bisa diatasi secara bersama-sama. Tidak ada gunanya menyalahkan orang lain, karena hal itu justru membuat kita pesimis bahwa persoalan tidak bisa diselesaikan. Lebih baik kita menawarkan solusi daripada sekedar mencaci-maki.
Demikianlah beberapa contoh sederhana yang bisa kita lakukan untuk menerapkan Revolusi Mental dalam kehidupan sehari-hari. Semua ini Penulis uraikan berdasarkan pengalaman sendiri yang sudah dialami selama ini.
Yakinlah, bahwa contoh-contoh di atas tadi bisa kita lakukan secara bersama-sama, dimulai dari diri kita sendiri dulu, dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Tidak perlu menunggu orang lain yang duluan. Berinisiatiflah dan banggalah ketika kita duluan melakukannya. Pasti Revolusi Mental benar-benar terwujud, dan bukan hanya sekedar slogan semata.
Bukan hal yang mustahil pula negara kita menjadi negara maju yang disegani di dunia, karena sudah bangkit dari keterpurukan. Keterpurukan yang disebabkan oleh mental bangsanya sendiri yang selama ini tidak mau berubah ke arah yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H