Hal itu tentu saja bukan hal yang positif. Yakni saat orang yang tak jelas asal usul keilmuannya berbicara melampuai kapasitasnya dan diikuti pendapatnya oleh orang banyak.
Fenomena seperti ini bisa terjadi di mana saja, di posisi apa saja. Termasuk saat para 'ustad selebriti' dan 'ustad politik' dijadikan panutan dan diamini perkataannya oleh orang awam yang latah dan cenderung mengikuti seseorang dari sudut pandang selera diri atau pandangan politiknya saja.
Baca juga artikel lainnya :
- Merasa Rugi Beribadah di Rumah Selama Ramadhan?
- Lagi, Hizbut Tahrir Indonesia dalam Edaran Resmi Pemerintah
- Mudik Dilarang, Momen Melayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H