Deposit minyak mentah yang tersimpan di sana diperkirakan antara 0,52 hingga 1,24 milyar ton. Jika memang benar minyak menjadi --atau setidaknya menjadi salah satu -- faktor pemicu terjadinya krisis Uighur, maka kasusnya akan mirip dengan konflik Suriah yang ditengarai oleh adanya konflik pengguasaan migas antara Rusia versus AS - Uni Eropa.
Disamping itu, sejarah* di akhir era 1920-an yang mengetengahkan konflik horisontal di antara warga Uighur dan pendatang dari etnis Han pun perlu dicatat dalam silang sengkarut konflik di wilayah itu.Â
Konflik itu ibarat konflik Palestina - Israel dimana etnis lokal Uighur terdesak oleh imigran Han yang berasal dari Gansu, sebuah wilayah di sebelah timur Xinjiang. Para imigran yang notabene berasal dari wilayah yang sama dengan gubernur Xinjiang kala itu -- Jin Shuren --, mendominasi kegiatan ekonomi dan mendapatkan keuntungan dari kebijakan diskriminatif Shuren.Â
Ditambah lagi dengan kepongahan Shuren yang membubarkan kerajaan Islam di Xinjiang -- Kekhaganan Kumul -- yang pada masa dinasti Qing hingga Tiongkok berubah menjadi negara republik. Â
________
Sumber klik tanda *
Baca juga artikel lainnya :
- Din Syamsuddin: "Pancasila Harga Mati" Pun Radikal
- Pengusiran Haddad Alwi, Tuduhan Syiah dan Salafisme
- Kasus Habib Jafar Shodiq: Yang Hilang dari Mimbar Keagamaan
- Kasus Gus Muwafiq, Adakah Agenda FPI di Belakangnya?
- Penghargaan terhadap Colosseum, Anies Lakukan "Test the Water"?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H