Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ingin Resign? Coba Lakukan 5 Hal Ini Dulu

23 Juli 2019   12:53 Diperbarui: 30 Juli 2019   15:34 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Foto: cermati.com

Dear all,
Hari ini adalah hari terakhir saya bekerja di perusahaan ini.

Jika ada permasalahan terkait pekerjaan yang belum terselesaikan, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi atasan saya Bapak Tony Stark atau rekan sejawat saya, Saudara James Rhode.

Mohon maaf atas semua kesalahan yang saya lakukan selama menjalankan tugas perusahaan. Dan tak lupa saya haturkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak selama ini.

Terima kasih.

Salam
Natasha Romanova

***

Pemberitahuan di atas adalah isi email imajiner seorang karyawati yang ditujukan kepada segenap anggota perusahaan tempat dia bekerja selama sekian tahun terakhir. Dia memutuskan untuk mengakhiri riwayat pekerjaan di perusahaan yang tengah berada pada masa keemasannya itu setelah beberapa pekan berpikir dan ber-istikharah.

Dan... tadaa.. Email itu pun terkirim selepas dirinya melaksanakan clearence dan serah terima pekerjaan ke penggantinya.

Resign adalah Pilihan

Jenuh dalam pekerjaan itu suatu hal yang jamak dan wajar. Baik karena sifat pekerjaan yang berulang atau karena berbagai masalah yang muncul saat seseorang melaksanakan tugasnya.

Ada pula karena faktor lain seperti sistem di perusahaan yang kurang berpihak pada tenaga kerja atau mutu hubungan kerja yang tak baik antara berbagai subyek dalam pekerjaan. Semua itu merefleksikan kompleksitas dalam sebuah pekerjaan.

Mengundurkan diri dari tempat kerja adalah sebuah pilihan. Tindakan itu bisa diambil sebagai sebuah keputusan atau dikesampingkan berdasarkan pertimbangan si pekerja.

Sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan. Berikut ini diantaranya:

1. Bertahan Demi Keluarga

Sebagai seorang kepala keluarga, seseorang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga yang ditanggungnya. Sehingga kejenuhan dalam menghadapi pekerjaan adalah sebuah fragmen yang berhadapan dengan kelangsungan tanggung jawab tersebut.

Saat seseorang berpikir untuk menyudahi sebuah drama yang dilakoninya di sebuah perusahaan, dia harus benar-benar memikirkan solusi agar semua yang berada dalam jangkauan tanggungannya tak tertelantarkan. Baik itu berupa diterimanya dia di perusahaan lain ataupun tabungan yang cukup untuk digunakan sebagai pengganti sumber penghasilan selama belum mendapatkan pekerjaan pengganti.

2. Identifikasi Sumber Ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan bisa berasal dari mana saja. Rekan kerja, atasan, sistem di perusahaan, kondisi tempat kerja atau hal-hal lainnya.

Mudahnya, semua itu bisa dikatagorikan menjadi faktor yang bisa diatasi dengan usaha yang kita lakukan dan faktor yang mustahil (setidaknya sangat sulit) untuk ditanggulangi oleh seseorang yang masih berlevel staf.

Dan jika hal-hal negatip berasal dari faktor yang tak menahun, bolehlah berharap akan adanya perbaikan. Namun jika penyebabnya adalah hal yang sukar dibayangkan kapan berakhirnya, ada baiknya segera bersiap untuk mencari sumber penghasilan yang lain.

Hal-hal terkait dengan hubungan individual tentu cukup diselesaikan antar individu atau paling banter diketahui oleh atasan langsung jika tak dapat terselesaikan dengan baik.

Namun untuk masalah-masalah lebih besar seperti tentang kebijakan perusahaan yang kurang berpihak pada karyawan karena mengabaikan perundangan misalnya, karyawan dapat menyatukan diri dalam sebuah serikat pekerja untuk mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat.

3. Cari Kesenangan yang Mengalihkan

Salah satu hal yang membuat seseorang menikmati pekerjaan adalah habit rekan kerja terutama mereka yang berhubungan langsung. Rekan kerja yang fun pastinya lebih membuat semarak suasana hati daripada mereka yang suka mengeluh dan terlalu sering melihat dirinya sebagai korban keadaan. Meski hal itu adalah sebuah kenyataan.

Orang lain yang memiliki hobi sama misalnya, paling tidak akan memberikan suasana yang lebih menyegarkan sebab akan menghasilkan percakapan yang nyambung dan menarik. Bukannya keluh kesah yang akan menambah suramnya suasana hati.

Dalam waktu-waktu tertentu, aktivitas bersama mereka akan membantu mengurangi beban akibat kepenatan dalam bekerja.

4. Rotasi Posisi Kerja

Ada kalanya, sebuah perusahaan membuka kesempatan bagi karyawannya untuk bertukar posisi atau mengisi posisi lain yang kosong. Kebijakan itu dilakukan untuk mendapatkan karyawan yang sudah diketahui kapabilitasnya ataupun menggali potensi seorang karyawan dalam bidang lain.

Hal itu dapat dipergunakan bagi seseorang yang ingin mengembangkan kemampuannya karena merasa cukup dengan apa yang telah dilakoninya pada posisi sebelumnya.

Pada kondisi ini, hubungan baik dengan pemegang keputusan di departemen atau divisi baru bisa jadi menentukan. Selain tentunya pengetahuan atau potensi yang dimiliki untuk menghadapi tantangan baru.

5. Mencari Solusi Pijakan Penghasilan Lain

Mencoba untuk menjadi atasan bagi diri sendiri bukan hal yang salah untuk dicoba. Namun bukan sekedar untuk coba-coba.

Sebelum memutuskan untuk bermandiri, seorang karyawan harus dapat melupakan betapa nyamannya hati saat gajian tiba, harapan mendapat bonus tahunan atau nikmatnya fasilitas perusahaan, dan menggantinya dengan niat untuk kerja keras yang mungkin tak mengenal kalender merah.

Adalah hal jamak, seseorang yang masih mendapatkan gaji bulanan tak akan all out dalam merintis dan mengasah jiwa kewirausahaannya. Wajar, karena tanggal gajian masih menyanderanya.

Sebagai jalan tengah, ada baiknya jika seseorang belajar dari orang lain yang berstatus karyawan namun telah memiliki income lain di luar kantor. Tak menutup kemungkinan, usaha yang mendatangkan penghasilan lain itu dapat dikelola dengan lebih baik dan serius jika prospeknya bagus sehingga menjadi sumber pendapatan utama menggantikan pekerjaan yang kini digeluti.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum memutuskan untuk mundur dari sebuah perusahaan. Pada intinya, hindari keputusan prematur yang berasal dari ketergesaan dalam mengambil keputusan.

Setiap kita berhak untuk sukses. Cobain kuy!?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun