Â
Memaafkan itu berat, loncat perih luka terinjak, ingin berontak!
Pantik pedih terus mengusik, memanggil semayam dendam
Ronta amarah ingin terlontar, ingin membuta, bebas dari jerat peduli Â
Lepas mencari, mencari rupa-rupa itu, rupa manusia keji
Luka mencari ‘saudara’nya, luka memanggil luka yang lain!
Nafas ingin memaafkan, namun tiap hela adalah ulur, ulur anak rantai pembalasan terencana!
-----
Dua puluh tahun berlalu
Semua itu adalah tempa, kenangan itu adalah pahatan, menjadikan diriku kini
Aku adalah amarah dalam gairah, bibit bengis
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!