Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tersadar, Pilkada Ku Memilih Siapa

6 Desember 2015   10:33 Diperbarui: 1 April 2017   08:45 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku akan ikut Pilkada. Saat ini, malam ini, ku akan tentukan pilihan,..

Akan ku pilih calon pemilik senyum terlembut,.. selembut taburan bedak gula di langsat kulit donat

Akan ku pilih calon berkumis tebal berjejal,..berwibawa,.. seolah jika kebelet buang air besar bisa kalem tanpa gusar..

Akan ku pilih calon berwajah rupa orang kaya. Orang kaya saja ku curiga apalagi orang tak berpunya..

---------

Hari pemilihan,..

Tepat sebelum dhuhur,.. ku telah memilih..

Hitung cepat, sedemikian cepat hingga ku tak dapat melihat cara menghitungnya..

Senja belum hilang,.. Bupati pilihanku sudah jadi pemenang.

---------

Enam bulan berselang,.. sebuah siang,..

Berpapasan dengan Bupati yang ku menangkan,..

Namun aneh, senyum Bupati tak lagi lembut.. banyak tempel noda di lengkung senyumnya..

Sebelah kumis juga mulai tipis, terkelupas menyisakan sisi kiri..

Kulit lembut kini penuh dengan kerut,.. seperti kertas diremas.. diremas panas matahari..

--------

Ku beriba, lega empati ku masih ada, Bupati ku dekati,..

Ku sapa tak dibalas, ku lempar senyum.. Bupati tetap diam,..

Ku mendekat ingin bertanya kenapa? Siapa tahu bisa membantu,..

--------

Bupati masih tidak bergeming,.. tegak berdiri dalam derita nista,.. mungkin tetap tegar tuk jaga wibawa..

Ku bermaksud tuk berbelas kasih,.. mengajak bersalaman,.. terlalu naif jika puk-puk tepuk pundaknya,.. ia pun masih tegap berdiam..

Lebih dekat lagi, sekarang hanya berjarak sejengkal telapak,.. ku beranikan diri menyentuhnya.. menyalurkan wujud luapan kagum seorang penggemar..

--------

Tangan telah menyentuhnya, dapat meraba sosoknya,..

Saat raba terasa, saat rabun tak lagi jadi halangan,. kaget!!

Ku ulangi usap kulit Bupati berulang kali. Ku jadi tahu benar,.. benar-benar keliru!

Ternyata di hadapanku hanyalah sebuah baliho foto,.. tersadar Pilkada kemarin hanya memilih bupati baliho!

 

                                             ***

______________________

Sajak/puisi lain terkait dengan Pemilu dan/ Pilkada

1. Sepi Meski Serempak Bersama

2. Tikus Bertopeng Kucing

3. Sajak Meraung

______________________

sumber ilustrasi foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun