1 Dendy Sugiono (Penangg.Jwb). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm.23
Contoh Kutipan disertai dengan catatan kaki
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak bisa berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasaan dan perumusan dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak.[2]
Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif
2 Anton Moeliono (ed). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1988). hlm.13
Dalam karangan ilmiah biasanya diperlukan cara yang lazim disebut catatan kaki. Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang bersangkutan. Catatan ini digunakan untuk (a) menunjang fakta, konsep, dan gagasan atau memberikan informasi tentang sumber data, gagasan, dan lain-lain yang relevan dan (b) untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara lebih cermat.
Bagian yang akan diterangkan itu diberikan nomor 1,2,3 dan seterusnya di belakangnya. Nomor itu dinaikkan setengah spasi tanpa jarak ketukan.
Catatan kaki diletakkan di bagian bawah halaman dengan dibatasi garis sepanjang sepuluh pukulan dari pias kiri, jarak dari garis pembatas ke catatan kaki dua spasi. Nomor catatan kaki dinaikkan setengah spasi di depan penjelasannya dan diberi kurung tutup. Penomoran catatan kaki diurutkan dalam setiap bab. Jika berganti bab, penomoran catatan kaki dimulai dari satu lagi.
Contoh :
.... Wajib belajar bagi usia sekolah[1]. sebagai tindak lanjut, mulai dikumpulkan data anak-anak asuh[2]. yang perlu diberi bantuan biaya pendidikannya.