Aku masih berdiri terdiam. Meski demikian, kutingkatkan juga kewaspadaanku.
"Paman, aku akan jujur padamu. Ilmu ini diciptakan mendiang guruku khusus untuk menandingi Bayu Seto.", ucapku dengan mantap.
Pemuda paruh baya itu nampak sangat terkejut.
"Tidak mungkin!!!", jawabnya keras.
"Belum ada yang bisa menandingi Bayu Seto saat dilepaskan dengan tenaga penuh!", lanjut pemuda paruh baya itu.
"Tapi nyatanya bisa kutahan, bukan?", timpalku berusaha menurunkan semangatnya.
"Benar! Tenagamu mirip dengan yang kulatih. Tapi berbeda rasanya. Kamu tidak bohong.
Apa nama ilmu yang kamu gunakan untuk menahan Bayu Seto milikku!", tanya pemuda itu. Jaraknya kini hanya dua atau tiga meter didepanku.
"Namanya... Buka Ombak!", jawabku dengan tegas.
Begitu mendengar jawabanku, pemuda paruh baya itu bertingkah aneh. Ia tiba-tiba tertawa.
"Hahahaha...!!!", namun sesaat langsung terhenti dan wajahnya terlihat marah. Ia hadap kiri dan menatap ke laut.