Seperti diungkapkan oleh Kepala Distanbun Aceh, A. Hanan, SP, MM, khusus untuk perkebunan rakyat, Distanbun Aceh pada tahun 2019 yang akan datang sudah merencanakan untuk melakukan replanting seluas 12.000 hektare pada 7 kabupaten/kota di Aceh.Â
Jika tanaman tua yang akan direplanting ini kemudian dimanfaatkan untuk produksi gula sawit, maka akan muncul angka fantastis, Aceh akan mampu menghasilkan sekitar sekitar 14.400 ton gula sawit.Â
Artinya tidak kurang dari 216 miliar rupiah bakal diraup oleh petani sawit di Serambi Mekkah ini.Â
Nilai tersebut bisa jadi akan bertambah jika gula sawit yang dihasilkan kemudian dipasarkan dalam bentuk gula semut atau Crystal Brown Sugar yang harganya bisa mencapai dua kali lipat dari gula sawit tradisional.
Hitung-hitungan "kasarnya" begini, dengan hasil sampingan dari batang-batang tua kelapa sawit ini, setidaknya para petani sawit tidak akan mengalami kesulitan ekonomi selama menunggu tanaman sawit barunya berbuah.Â
Bagi petani yang memiliki lahan seluas 2 hektare misalnya, akan punya "cadangan devisa" keluarga tidak kurang dari 360 jutaan, denga perkiraan pengeluaran 60 juta rupiah per tahun, hasil pengolahan gula sawit ini akan mampu menopang hidup petani yang bersangkutan selama 6 tahun.Â
Sementara pada umur 5 sampai 6 tahun, tanaman baru hasil replanting, sudah akan menghasilkan buah sawit. Jadi dengan optimalisasi pemanfaatan batang sawit tua sebagai sumber pendapatan, proses replanting tidak akan membuat hidup petani sawit sengsara.Â
Pengalaman petani sawit di kabupaten Aceh Utara telah membuktikan, bahwa dari satu hektare tanaman sawit, petani bisa meraup 200 juta rupiah melalui pengolahan gula sawit. Artinnya dari kajian ekonomi, replanting sawit yang akan dilaksanakan oleh Distanbun Aceh ini tidak akan berdampak menurunnya tingkat perekonomian petani.
Mengingat besarnya potensi pengembangan gula sawit di Aceh, lanjut Azanuddin, pihaknya juga akan bersinergi dengan stake holder terkait untuk membuka peluang pasar gula sawit Aceh baik untuk pasar domestic maupun pasar ekspor.
Rasa dan aroma gula sawit tidak jauh berbeda dengan gula kelapa atau gula aren, itulah sebabnya sekarang banyak keluarga yang mulai beralih kepada gula sawit, karena selain harganya lebih murah, gula sawit juga rendah kalori, sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh semua orang.Â