Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kreatif! Penyuluh Ini Mengajari Petani Membuat Pupuk Organik Cair Sendiri

15 Desember 2016   12:56 Diperbarui: 15 Desember 2016   13:49 1755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2, Sosok penyuluh pertanian kreatif, Safrin Zailani (Doc. FMT)

Gambar 3, Hmaparan tanaman Kacang Merah di BPP Linge, hasil aplikasi pupuk organik cair (Doc. FMT)
Gambar 3, Hmaparan tanaman Kacang Merah di BPP Linge, hasil aplikasi pupuk organik cair (Doc. FMT)
Setelah yakin bahwa pupuk organik cair yang mereka buat, benar-benar efektif untuk diaplikasikan pada tanaman hortikultura yang menjadi andalan di lahan percontohannya, Safrin mulai mensosialiasikan pembuatan pupuk ini kepada para petani yang ada di wilayah binaannya, baik melalui kegiatan kunjungan maupun melalui pelatihan atau kursus tani. Seperti yang baru-baru ini dia praktekkan dalam pelatihan petani di Kawasan Peternakan Terpadu Ketapang, kecamatan Linge. 

Setelah membekali sekitar 30 petani melalui teori di kelas, Safrin kemudian mengajak para peserta pelatihan untuk mempraktekkan cara pembuatan pupuk organik cair itu. Para peserta pelatihanpun cukup antusias mendengarkan penjelasan dari Safrin  maupun saat mempraktekkan pembuatan pupuk cair tersebut. 

Dari segi biaya, mebuat pupuk organik cair sendiri juga sangat hemat, karena untuk membuat pupuk cair sebanyak 200 liter, hanya dibutuhkan biaya sekitar 100 ribu rupiah, artinya untuk setiap liter pupuk organik cair ini, hanya dibutuhkan biaya Rp 500,- saja. Tentu ini jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia atau pupuk cair buatan pabrik yang harganya tidak kurang dari Rp 20.000 sampai Rp 30.000,- per liternya.

Gambar 4., Sampel tanaman Cabe di lahan BPPP Linge, meski ditanaman di musim kemarau, tetap berproduksi dengan baik berkat aplikasi pupuk organik cair (Doc. FMT)
Gambar 4., Sampel tanaman Cabe di lahan BPPP Linge, meski ditanaman di musim kemarau, tetap berproduksi dengan baik berkat aplikasi pupuk organik cair (Doc. FMT)
Penghematan biaya untuk pengadaan pupuk, juga berarti juga penghematan biaya produksi, atau pengeluaran petani, ini akan berdampak pada bertambahnya pendapatan petani dari usaha tani yang mereka lakukan. Kalaupun masih menggunakan pupuk kimia, sifatnya hanya sebagai pelengkap atau stimulant saja, dan jumlahnya tidak seberapa. 

Itulah yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan bagi Safrin untuk terus mensosialisasikan dan mengajari para petani  untuk bisa membuat pupuk organik sendiri, apalagi potensi bahan baku untuk membuat pupuk organik cukup melimpah di kecamatan linge yang merupakan kawasan yang memiliki potensi peternakan yang sangat besar. Begitu juga dengan bahan limbah pertanian lainnya, cukup mudah didapatkan dengan biaya yang sangat murah.

Penyuluh yang satu ini benar-benar telah mampu memberi solusi bagi para petani binaannya, tak hanya menganjurkan  tapi sekaligus mengajarkan dan memberikan contoh. Kedepan dia berharap bahwa ketersediaan  pupuk bukan lagi menjadi masalah yang selalu dikeluhkan oleh petani, karena mereka sudah bisa membuat pupuk sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun