Di bagian akhir buku ini yang berkisah berbagai realita tentang kopi, Syukri bertutur betapa mahalnya secangkir kopi Gayo ketika sudah berada di luar daerah atau di luar negeri (halaman 235). Kaitan antara global warming dengan produktivitas kopi juga disinggung dalam bab ini (halaman 249). Sampai dampak positif yang dirasakan oleh petni kopi Gayo setelah diterbitkannya sertifikat Indikasi Geografis (IG) Kopi Gayo pada tahun 2007 (halaman 285).
Singkatnya, dalam buku setebal 301 halaman dengan setting dan lay out sangat bagus ini, ada ratusan kisah yang terkait dengan kopi yang semuanya menarik dan layak untuk disimak.
Layaknya seorang presiden yang sangat faham akan seluk beluk negerinya, menyimak buku “Hikayat Negeri Kopi” ini, para pembaca seakan sedang duduk bercengkaerama dengan sang penulis yang sedang bertutur tentang negeri yang mampu bertahan dari berbagai hempasan badai ekonomi hanya dengan bersandar kepada satu komoditi yang sudah dibudidayakan secara turun temurun di daerah pegunungan yang berjuluk “negeri kopi” ini.
Menyimak sampai tuntas buku ini, semua orang akan setuju kalau penulis buku ini layak diberi gelar “Presiden Kopi”, karena kefasihannya bertutur tentang semua aspek kopi, nyaris belum ada yang mampu menandinginya, hanya seorang presiden yang begitu faham akan negerinya.
Kalau Anda mengaku sebagai pecinta, penggear atau penikmat kopi, buku ini sangat layak menjadi referensi anda untuk semakin mencintai kopi, karena semua artikel apapun tentang kopi yang anda inginkan, semua tersaji lengkap dalam buku ini. Jangan mengaku sebagai pecinta kopi, kalau belum menyimak buku ini.
Peresensi : Fathan Muhammad Taufiq, Penulis dan Kontributor Artikel/Berita Pertanian di berbagai media cetak dan online. Kompasianer sejak 17 November 2014.