Kedua orang tua Andika sudah menjadi warga dusun Perumnas Antara sejak tahun 2000 yang lalu, keluarga mereka terpaksa pindah ke dusun ini akibat ekses dari konflik yang terjadi pada waktu itu di kampung asalnya di Bener Meriah. Ayahnya, Sugiman, hanyalah seorang buruh bangunan, sementara ibunya Zainab, membantu suaminya dalam menjari nafkah dengan menjadi buruh cuci pakaian, namun keterbatasan itu bukan menjadi penghalang bagi Andika untuk meraih yang terbaik.
Satu lagi,anggota paskibra tahun 2016 yang juga berasal dari dusun Perumnas Antara adalah Fernanda. Remaja 16 tahun siswa MAN 1 Takengon ini lolos sebagai anggota paskibra setelah menyisihkan puluhan rekannya dalam seleksi paskibra tahun ini.
Meski ayahnya, Suratman hanyalah seorang Tukang Becak dan ibunya, Sartina hanya seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga menjadi tukang seterika pakaian di rumah orang, namun tidak mengurangi tekad remaja ini untuk berprestasi. Agak berbeda dengan ketiga teman paskibra yang berasal dari dusun yang sama, Fernanda dan keluarganya sudah lebih 20 tahun tinggal di dusun ini, bahkan dia juga lahir di sini.
Tak hanya pada tahun ini saja dusun Perumnas Antara “unjuk gigi” dalam kancah paskibra Aceh Tengah, tahun 2015 yang lalu, dua “wakil” dari dusun kecil ini juga tampil sebagai anggota paskibra. Yasir, anak yatim yang sudah ditinggal oleh ayahnya, Suryadi beberapa tahun yang lalu, tak mau larut dalam kesedihan.
Hanya tinggal bersama Elizar, ibunya yang bekerja sebagai petugas kebersihan honorer serta seorang adiknya yang masih kecil, Yasir justru terpacu untuk membahagiakan orang tuanya dengan menunjukkan prestasi terbaiknya. Didukung oleh fisik yang bagus, akhirnya tahun lalu dia juga lolos sebagai salah seorang pasukan pengibar bendera dalam peringatan HUT RI ke 70 di Kabupaten Aceh Tengah.
Yasir tidak sendiri, tetangganya yang hanya terpaut beberapa meter dari rumahnya juga ikut “menemani” dia dalam paskibra. Rizki Fajar atau yang akrab dipanggil Kiki ini juga lolos bersama Yasir tahun lalu.
Gadis yang tahun ini berusia 17 tahun dan baru menamatkan pendidikan SMA dan sekarang kuliah di Pekan Baru ini, memang tidak tinggal bersama orang tuanya. Selama menempuh pendidikan SMA, dia tinggal bersama pamannya, Sabariman di dusun Perumnas Antara sejak tiga tahun yang lalu.
Bukan hanya putra-putri dari warga Perumnas Antara saja yang berhasil unjuk prestasi di ajang paskibra, putra sang Kepala Dusun, Arba Kobat, S Pi yang bernama Mafazan, dua tahun lalu, tepatnya tahun 2014, juga sudah menorehkan prestasinya di ajang paskibra.
Mafazan, putra kedua dari pasangan Arba Kobat dan Aufa, SE yang waktu itu tercatat sebagai siswa MAN 1 Takengon malah tampil sebagai satu-satunya putra dusun Perumnas Antara yang mampu menembus seleksi paskibra tahun 2014. Keberhasilan Mafazan ini pula yang kemudian memacu semangat putra putri dari dusun ini untuk menunjukkan prestasi yang sama.
Rizki, putri pertama dari seorang pegawai Dinas Kesehatan, Damanhuri juga tercatat sebagai anggota paskibra 6 tahun silam. Kedua orang tua Rizki sudah menetap di dusun Perumnas Antara lebih dari 15 tahun.