Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Traumaku bersama KTP “Simalakama”

26 November 2015   11:21 Diperbarui: 26 November 2015   21:02 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan gundah dan cemas kembali menghantui perasaanku. Aku berusaha untuk tenang sambil terus berdo’a mohon keselamatan dari Allah SWT. Kalo dalam kondisi normal, setiap saya bepergian ke luar kota, tentu tidak lupa membawa buah tangan untuk keluarga, tapi dalam kondisi seperti itu, sama sekali tidak berpikir tentang oleh-oleh, bisa pulang dengan selamat saja sudah sangat bersyukur.

Alhamdulillah, perjalanan pulang itu pun dapat kulalui dengan selamat. Aku dapat bertemu kembali dengan anak-istriku. Tapi pengalaman itu nyaris membuatku trauma untuk melakukan perjalanan ke luar daerah. Hampir dua tahun berikutnya saya tidak pernah pergi ke luar daerah, sampai akhirnya fajar perdamaian terbit di bumi Serami Mekkah. Pasca penandatangan MoU antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka, kondisi keamanan berangsur normal.

Sebuah nikmat luar biasa yang harus senantiasa disyukuri, apalagi bagi orang-orang yang pernah mengalami trauma akibat konflik berkepanjangan itu. Meski kejadian yang kualami sudah lebih sepuluh tahun yang lalu, ingatan itu masih tetap lekat di benakku, apalagi setelah perjalanan itu, saya juga sering menyaksikan sendiri kejadian-kejadian tragis dampak dari konflik Aceh. Saya selalu berdo’a, dan mungkin semua warga Aceh juga memanjatkan do’a yang sama, semoga kejadian, peristiwa dan konflik yang terjadi di daerah yang kini menerapkan syariat Islam itu tidak akan pernah terulang lagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun