Namun dari hasil simulasi dalam sekolah lapang iklim, kemudian memberikan gambaran yang lebih luas tentang bagaimana membaca curah hujan di suatu daerah.
Pada prinsipnya jumlah curah hujan yang tercatat dari alat penakar curah hujan di suatu tempat, dapat mewakili area dengan radius 5 – 10 km dari tempat terpasangnya alat tersebut.
Artinya ketika curah hujan tercatat dari alat tersebut menunjukkan angka tertentu, itu berarti curah hujan di daerah sekitarnya juga memiliki intensitas yang sama dengan hasil pengukuran tersebut, lalu bagaimana cara “membaca” curah hujan dalam area di sekitar alat penakar curah hujan?.
Alat penakar curah hujan yang sudah diciptakan sedemikian rupa dengan diameter penampang yang sesuai dengan standar pengukuran BMKG, sejatinya dapat mewakili area di sekitarnya dengan perbantingan tetap, yaitu setiap millimeter kubik (mm) yang tercatat dalam alat tersebut menunjukkan bahwa dalam area satu meter persegi wilayah tersebut mendapat curah hujan sebesar 100 mm atau 1 liter air.
Sebagai contoh, ketika hasil pengukuran dari alat penakar curah hujan menunjukkan angka 10 mm dalam satu hari, itu berarti untuk setiap meter persegi area di sekitarnya, menampung curah hujan sebesar 1.000 mm atau 10 liter air hujan.
Berarti untuk luas area 1 hektare atau 10.000 meter persegi, terdapat curah hujan sebesar 10.000.000 mm setara dengan 100.000 liter atau 100 meter kubik, itu baru curah hujan sebesar 1 mm, bagaiman jika curah hujan mencapai 50 atau 100 mm. Untuk luasan yang lebih dari itu, tinggal dikalikan dengan kelipatannya.
Selanjutnya curah hujan hujan yang tertampung dalam area tersebut, sebagian akan terserap oleh tanah sesuai dengan jenis tanah dan vegetasi yang ada di tasa permukaan tanah tersebut, sebagian lagi akan mengalir ke tempat yang memiliki permukaan lebih rendah.
Jika di wilayah tersebut terdapat tempat aliran air seperti parit, selokan dan salauran pembuangan air dengan drainase baik, maka air akan segera mengalir menuju sungai dan genangan air akan segera lenyap dari daerah tersebut. Tapi jika drainase tidak baik seperti saluran air yang tertutup sampah atau sediemen lumpur, maka air tentu akan menggenangi, ini yang kemudian akan menimbulkan banjir jika mencakup area yang luas.
Bagiama banjir dan longsor terjadi?
Simulasi tentang alur curah hujan mulai dari permukaan tanah sampai akhirnya dialirkan melalui sungai-sungai sampai ke muara menunjukan bahwa penyerapan air dari permukaan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis dan sifat tanah, tingkat kemiringan serta vegetasi yang ada di atas permukaan tanah tersebut.
Dalam simulasi pertama dicontohkan curah hujan yang terjadi pada permukaan tanah dengan beberapa jenis tanah. Untuk jenis tanah yang cenderung berpasir, hampir 90 % curah hujan yang menggenangi permukaan tanah akan cepat terserap ke bawah permukaan, resapan air tersebut kemudian akan tersimpan dalam tanah.