"Ya Allah, kepada-Mu lah aku mengadukan kelemahan akan kekuatanku, dan sedikitnya daya upaya dan kehinaanku di hadapan manusia, ya Tuhan yang Maha Penyayang. Engkaulah yang melindungi orang-orang yang lemah dan tertindas. Engkaulah ya Allah yang berwenang, kepada siapa Engkau aku serahkan. Apakah kepada musuh yang jauh dan benci kepadaku, atau kepada kawan yang akrab dan telah Engkau berikan kekuasaan mengurus urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka yang selainnya tidak lah aku hiraukan, asal Engkau melimpahkan keafiatan dan kelapangan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah Engkau yang mulia, yang menyinari langit dan bumi, memperbaiki semua urusan di dunia dan akhirat. Semoga janganlah Engkau menurunkan kebencian kepadaku. Kepada-Mu lah kuserahkan semua celaan, sehingga Engkau hendaknya ridha. Tidak ada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Engkau".
Kebencian; berpotensi Konflik Horizontal
Satu lagi peristiwa yang tak terlupan dalam sejarah kenabian dalam konteks mencinta---dan pada saat yang sama menolak kebencian---dalam Islam.
Dalam konteks ini, peristiwa pembebasan kota Mekah (Fathu Mekah) menarik untuk kita perhatikan bersama. Pasca pembebasan kota suci ini, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka dia akan aman. Abu sufyan berkata, Hanya berapa orang yang dapat ditampung di rumahku? Kemudian Nabi bersabda kembali, Barang siapa yang masuk ke masjid, maka ia akan aman. Abu Sufyan berkata lagi, Hanya berapa orang yang dapat ditampung di masjid? Nabi pun kembali bersabd Barang siapa yang meletakkan senjatanya, maka dia aman, dan barang siapa yang mengunci pintunya, maka dia aman.
Di pintu Masjid Al-Haram Nabi melanjutkan sabdanya, "Wahai penduduk Mekah, apa yang kalian lihat terkait dengan perbuatanku terhadap kalian? Mereka menjawab, Baik, wahai saudara yang mulia dan anak saudara yang mulia. Nabi bersabda kembali, Pergilah, kalian semua dibebaskan".
Pada peristiwa yang bersejarah ini tampak terlihat semangat persaudaraan Nabi Muhammad SAW. Tidak ada balas dendam dalam hati Nabi dan para sahabatnya terhadap penduduk kota Mekah. Justru yang ada adalah kasih sayang terhadap sesama, menebarkan perdamaian dan kerukunan, dan menjauhi permusuhan.
Padahal ditilik dari sejarahnya, penduduk kota Mekah seringkali menzalimi dan mengintimidasi Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya, terutama sebelum umat Islam hijrah ke Madinah.