Sebagai orang dewasa, kita tahu bahwa cium bibir adalah sebuah tanda kasih sayang atau bentuk kedekatan emosional.
Namun, bagi anak, cium bibir bisa menimbulkan kebingungan karena anak belum sepenuhnya memahami konsep batasan fisik yang sesuai dalam hubungan antar manusia.
Anak-anak, terutama yang masih kecil, sedang dalam tahap perkembangan di mana mereka mulai belajar tentang batasan-batasan fisik, seperti kapan dan di mana mereka bisa merasa nyaman dengan sentuhan fisik.
Ketika orang tua atau anggota keluarga lain memberikan cium bibir kepada anak, mereka mungkin tidak dapat membedakan antara tindakan kasih sayang ini dengan interaksi fisik lainnya yang seharusnya lebih sesuai untuk teman sebaya mereka.
Hal ini bisa mempengaruhi cara mereka melihat dan menginterpretasikan batasan dalam hubungan sosial, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kebingungan.
Mereka mungkin mulai merasa tidak nyaman dengan sentuhan fisik dari orang lain atau malah tidak tahu bagaimana cara menetapkan batasan pribadi di kemudian hari.
2. Pengaruh pada Pengembangan Identitas Diri Anak
Dampak psikologis berikutnya yang perlu diperhatikan adalah pengaruh cium bibir terhadap pengembangan identitas diri anak.
Identitas diri anak berkembang seiring dengan interaksi mereka dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Pada tahap tertentu, anak mulai belajar untuk membedakan antara hubungan yang lebih dekat dan intim dengan hubungan sosial yang lebih umum.
Cium bibir yang diberikan oleh orang tua bisa memberikan kesan bahwa hubungan fisik yang terlalu dekat adalah hal yang normal dalam semua hubungan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pemahaman anak tentang hubungan pribadi mereka di masa depan.