Mohon tunggu...
Mas Denal
Mas Denal Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Suka menulis dan mengetik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari saat Toilet Training

12 Januari 2025   17:18 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:18 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari saat Toilet Training (Dibuat oleh Mas Denal dengan menggunakan Meta AI)

Toilet training atau pelatihan toilet adalah salah satu tahap perkembangan yang penting bagi anak-anak dan orang tua.

Momen ini sering kali menjadi tantangan, baik bagi anak maupun orang tua yang mendampinginya.

Banyak orang tua yang berharap proses toilet training berjalan dengan cepat dan mulus, namun kenyataannya, setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda.

Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan toilet training, dan beberapa kesalahan umum bisa membuat proses ini lebih sulit dari yang seharusnya.

Artikel ini akan membahas tiga kesalahan umum yang harus dihindari saat toilet training, serta bagaimana cara menghadapinya agar proses ini lebih lancar dan menyenangkan.

1. Tidak Memperhatikan Tanda-Tanda Kesiapan Anak

Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang tua adalah memulai toilet training terlalu cepat.

Terkadang, karena melihat teman-teman sebaya anak mereka sudah mulai toilet training, orang tua merasa tertekan untuk memulai meskipun anak mereka belum siap.

Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki jalur perkembangan yang unik, dengan kecepatan dan cara yang bisa sangat bervariasi antara satu individu dengan lainnya.

Beberapa anak mungkin sudah siap untuk toilet training pada usia dua tahun, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama.

Tanda kesiapan anak dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kemampuan anak untuk duduk dengan tenang, mengikuti instruksi sederhana, dan memberi tanda-tanda fisik bahwa mereka perlu buang air.

Misalnya, jika anak mulai menunjukkan ketertarikan pada penggunaan toilet, atau memberi tahu orang tua bahwa popok mereka basah, ini bisa menjadi indikator bahwa mereka sudah siap untuk mulai belajar menggunakan toilet.

Jika orang tua memaksakan toilet training saat anak belum siap, proses ini bisa menjadi pengalaman yang membuat stres bagi anak, bahkan bisa menunda keberhasilan toilet training itu sendiri.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak dan memberi mereka waktu untuk tumbuh dan berkembang pada kecepatan mereka sendiri.

2. Terlalu Banyak Menggunakan Hukuman atau Paksaan

Kesalahan lainnya yang sering terjadi selama toilet training adalah terlalu banyak menggunakan hukuman atau paksaan saat anak melakukan kesalahan.

Sangat umum bagi anak-anak untuk mengalami kecelakaan saat mereka sedang belajar menggunakan toilet, tetapi penting untuk diingat bahwa kecelakaan ini adalah bagian dari proses pembelajaran.

Jika orang tua memberi hukuman atau menanggapi kecelakaan dengan frustrasi, hal ini bisa menyebabkan anak merasa takut atau malu tentang proses toilet training.

Paksaan atau hukuman juga bisa membuat anak merasa tertekan, yang dapat memperlambat kemajuan mereka dalam belajar.

Sebaliknya, pendekatan yang lebih positif dan sabar akan jauh lebih efektif dalam mendukung perkembangan anak.

Memberikan pujian atau penghargaan ketika anak berhasil menggunakan toilet adalah cara yang jauh lebih baik untuk memberikan motivasi.

Jika anak mengalami kecelakaan, penting untuk tetap tenang dan mengingatkan mereka dengan lembut bahwa kecelakaan bisa terjadi, tetapi mereka bisa mencoba lagi dengan lebih baik.

Memberikan anak rasa dukungan dan pengertian akan membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam proses toilet training dan lebih cepat menguasai keterampilan ini.

3. Tidak Memberikan Konsistensi dalam Rutinitas

Konsistensi adalah kunci dalam toilet training, dan tidak memberikannya adalah kesalahan umum yang sering diabaikan oleh orang tua.

Bagi banyak anak, rutinitas yang konsisten sangat membantu mereka memahami kapan waktunya untuk menggunakan toilet dan membangun kebiasaan yang baik.

Jika orang tua tidak menetapkan waktu yang konsisten untuk membawa anak ke toilet, anak-anak bisa bingung dan mungkin merasa tidak ada aturan yang jelas mengenai waktu mereka harus menggunakan toilet.

Misalnya, menetapkan jadwal tertentu untuk membawa anak ke toilet, seperti setelah makan, sebelum tidur, atau setelah bangun tidur, bisa sangat membantu dalam proses toilet training.

Dengan konsistensi yang terjaga, anak-anak akan mulai belajar mengenali tanda-tanda alami tubuh mereka, seperti rasa ingin buang air kecil atau besar, dan segera menuju toilet saat saatnya tiba.

Namun, jika orang tua tidak konsisten atau mengabaikan jadwal, anak-anak bisa merasa bingung dan lebih sulit untuk mengingat kapan mereka harus pergi ke toilet.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menetapkan rutinitas yang konsisten dalam toilet training dan tetap sabar dalam menjalani proses ini.

Kesimpulan

Toilet training adalah langkah penting dalam perkembangan anak yang memerlukan kesabaran, pengertian, dan pendekatan yang positif dari orang tua.

Menghindari tiga kesalahan umum yang telah dibahas di atas---yaitu memulai toilet training terlalu cepat, terlalu banyak menggunakan hukuman atau paksaan, dan tidak memberikan konsistensi dalam rutinitas---dapat membuat proses ini lebih lancar dan menyenangkan bagi anak.

Ingat, setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri, dan memberi mereka waktu dan dukungan yang mereka butuhkan akan membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam menguasai keterampilan ini.

Dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan positif, toilet training bisa menjadi pengalaman yang sukses dan membanggakan bagi anak-anak dan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun