Tanda kesiapan anak dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kemampuan anak untuk duduk dengan tenang, mengikuti instruksi sederhana, dan memberi tanda-tanda fisik bahwa mereka perlu buang air.
Misalnya, jika anak mulai menunjukkan ketertarikan pada penggunaan toilet, atau memberi tahu orang tua bahwa popok mereka basah, ini bisa menjadi indikator bahwa mereka sudah siap untuk mulai belajar menggunakan toilet.
Jika orang tua memaksakan toilet training saat anak belum siap, proses ini bisa menjadi pengalaman yang membuat stres bagi anak, bahkan bisa menunda keberhasilan toilet training itu sendiri.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak dan memberi mereka waktu untuk tumbuh dan berkembang pada kecepatan mereka sendiri.
2. Terlalu Banyak Menggunakan Hukuman atau Paksaan
Kesalahan lainnya yang sering terjadi selama toilet training adalah terlalu banyak menggunakan hukuman atau paksaan saat anak melakukan kesalahan.
Sangat umum bagi anak-anak untuk mengalami kecelakaan saat mereka sedang belajar menggunakan toilet, tetapi penting untuk diingat bahwa kecelakaan ini adalah bagian dari proses pembelajaran.
Jika orang tua memberi hukuman atau menanggapi kecelakaan dengan frustrasi, hal ini bisa menyebabkan anak merasa takut atau malu tentang proses toilet training.
Paksaan atau hukuman juga bisa membuat anak merasa tertekan, yang dapat memperlambat kemajuan mereka dalam belajar.
Sebaliknya, pendekatan yang lebih positif dan sabar akan jauh lebih efektif dalam mendukung perkembangan anak.
Memberikan pujian atau penghargaan ketika anak berhasil menggunakan toilet adalah cara yang jauh lebih baik untuk memberikan motivasi.