Begitulah cara masyarakat Melayu memberi makna akan tanda dan peristiwa, termasuk waktu yang ada. Semua amal ibadah sunnah yang dilaksanakan di bulan Rajab ini bersifat pilihan, dan dinilai baik, tetapi bukan kewajiban agama.
==================
Kemulian bulan-bulan haram, termasuk Rajab dasanya firman Tuhan, Sabda nabi dan pendapat ulama.
Firman Allah, artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas bulan. Itulah ketetapan Allah ketika menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus. Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu." (At Taubah: 36).
Abdullah bin 'Abbas menjelaskan tafsir dari ayat diatas. "Janganlah kalian menganiaya diri kalian yakni pada seluruh bulan yang ada, secara khusus empat bulan haram. Allah melebihkan kedudukannya dari bulan lain. Perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar dosanya dihadapan Allah. Begitu juga amalan shalih yang dilakukan, ganjaran yang didapat lebih besar pula." (Lathaif Al Ma'arif: 124)
Sabda nabi saw, artinya: "Sesungguhnya waktu terus berputar seperti semula. Yakni ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Ada empat bulan haram. Tiga bulan berurutan, yaitu Zul Qa'dah, Zul Hijjah, dan Muharram. Kemudian bulan Rajab diantara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR. Al Bukhari: 4385 dan Muslim: 1679).
Tuhan telah melarang kaum muslimin untuk berperang di bulan-bulan ini. Seperti firman Allah, artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar."
Menurut banyak mufassir bahwa, bulan-bulan ini telah dimuliakan sejak zaman nabi Ibrahim as. Terus berlanjut di kalangan masyarakat Arab sebelum islam. Mereka mengagungkan bulan-bulan ini dan sangat menjaga diri dari berbuat dosa dan kemaksiatan didalamnya. Dikatakan Allah:
"Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu."
Sangat menyedihkan. Umat islam mengabaikan pesan Tuhan dalam alQuran. Di bulan yang diharamkan, mereka berperang sesama sendiri. Tidak ada tanda-tanda perang akan berakhir. Mereka berperang atas nama agama, tetapi pesan agama diabaikannya.
==================