"Manusia ternyata lebih jahat dari kera. Karena kera hanya membiarkan yang berbeda, dan kemudian mati dengan sendirinya. Adapun manusia, tangannya sendiri membunuh yang berbeda," kata bapak sambil memandangku, seperti mengingatkan.
Terasa begitu cepat perjalanan pulang hari ini. Belum selesai berbual, sudah sampai di rumah. "Bacalah buku-buku sejarah lama, agar kita lebih dewasa dalam beragama," kata bapak sambil membuka sepatunya dan bersiap untuk segera mandi.
Aku berterima kasih dengan bapak, yang telah memberi pelajaran berharga, karena kematian kera itu. Tetapi hatiku juga merasa sangat berdosa, karena sebab tanganku kera itu mati.
"Ternyata, masih ada golongan manusia yang sama dengan kera, bahkan lebih," kataku membatin, dan kemudian tertawa sendiri. Terbayang wajah-wajah sahabatku yang begitu keras mengatasnamakan agamanya. Dan, hanya mengakui kelompoknya saja yang benar. Sedangkan yang selainnya salah, termasuklah aku.
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H