Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Bapakku

6 April 2015   06:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Manusia ternyata lebih jahat dari kera. Karena kera hanya membiarkan yang berbeda, dan kemudian mati dengan sendirinya. Adapun manusia, tangannya sendiri membunuh yang berbeda," kata bapak sambil memandangku, seperti mengingatkan.

Terasa begitu cepat perjalanan pulang hari ini. Belum selesai berbual, sudah sampai di rumah. "Bacalah buku-buku sejarah lama, agar kita lebih dewasa dalam beragama," kata bapak sambil membuka sepatunya dan bersiap untuk segera mandi.

Aku berterima kasih dengan bapak, yang telah memberi pelajaran berharga, karena kematian kera itu. Tetapi hatiku juga merasa sangat berdosa, karena sebab tanganku kera itu mati.

"Ternyata, masih ada golongan manusia yang sama dengan kera, bahkan lebih," kataku membatin, dan kemudian tertawa sendiri. Terbayang wajah-wajah sahabatku yang begitu keras mengatasnamakan agamanya. Dan, hanya mengakui kelompoknya saja yang benar. Sedangkan yang selainnya salah, termasuklah aku.

...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun