================
Waktu itu aku di kebun bersama bapak. Lalu bapak memintaku menguburkan, agar yang ada di sekitarnya tidak terganggu dengan bahunya, maupun jasadnya yang dimakan ulat. Aku menurut, karena sebelumnya sudah kupikir untuk melakukan hal yang sama.
Sambil menggali lubang dan dilanjutkan dengan menguburkan, aku berbual kecil dengan bapak. "Bukan hanya kawanan kera, binatang lain juga akan melakukan hal yang sama: menyisihkan teman sendiri, karena berbeda. Bahkan manusia lebih dari itu," kata bapakku saat kuceritakan kejadiannya.
"Binatang hanya menyisihkan temannya, karena berubah secara fisik. Sedangkan manusia yang diberi kelebihan akal, juga akan menyisihkan temannya yang memiliki perbedaan pemikiran," lanjut bapak.
"Tetapi manusia dengan kemampuan pikiran, lebih mudah melakukan penyesuaian, beradaptasi dengan yang berbeda. Biasanya yang kuat akan lebih bertahan, sedangkan yang lemah mengikuti," kataku memberikan respon atas penjelasan bapak tentang manusia yang juga seperti binatang: menyisihkan yang berbeda.
"Tidak semua orang mahu beradaptasi dengan yang lain, yang berbeda pemikiran. Dan, pemikiran itu ibarat software dalam diri, ia yang menggerakkan orang berbuat sesuatu. Kata Budha: Mind is everything, what you think, you become."
Aku diam, menyimak kata-kata bapak sambil berfikir. "Manusia berbeda, karena memiliki pemikiran yang berbeda. Hanya saja, komunitas manusia bersifat terbuka, tidak seperti kera. Manusia memiliki media komunikasi untuk menyampaikan gagasan yang lebih komplek dibandingkan binatang."
Kera akan mati jika tersisih dari koloninya, karena tidak mungkin bergabung dengan koloni lain. Dan kera tidak bisa mengkomunikasikan peristiwa yang dialami.
Sedangkan manusia, jika disisihkan dari komunitasnya, dia dapat bergabung dengan komunitas lain atau membentuk momunitas baru. Kemampuan manusia berkomunikasi dengan bahasa, membuatnya dapat mempertahankan diri dengan mudah, dan dapat pula mengadakan penyesuaian dengan yang berbeda."
Bapak juga menyampaikan penjelasan seperti yang kupikirkan. Sambil mengajakku pulang, karena kerja menguburkan telah selesai, ia mengatakan: "semua manusia melakukan apapun mengikuti pikirannya, dan bersama dalam sebuah komunitas juga karena memiliki kesamaan pemikiran. Pemikiran itu bisa berbentuk tujuan dan harapan."
================