Akan tiba suatu hari nanti, suatu waktu nanti, suatu masa nanti, siapapun itu, berada di fase tersebut; fase dimana ia tidak bisa menolak hati nuraninya bahwa ia harus menjadi Air dimanapun ia berada, menjadi Api dimanapun ia melangkah. Tidak bisa untuk tidak, kecuali "Istirahat sejenak".
Waktu menuju dini hari tengah malam, ku raih telponku, sengaja aku pilih jam dimana Mala sudah tidur. Ku kirim pesan pendek padanya agar saat ia bangun dari tidur, ia tetap mau merangkul dan menyayangiku. "Selamat Tidur, kasihku, pemanja nan pencemburu. Mas sayang kamu, dan mas berterimakasih karena kamu sudah mau mengingatkan, menjaga, dan mempedulikan mas. Kecup hangatku untuk keningmu, Mala." Begitu isi pesanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H