atas ke jujuran dan sopan santunmu."
"Kira-kira kamu tidak salah mengatakan seperti itu, saya orangnya kurang sepadan dengan ukuran kecantikan wajahmu."
"Saya tidak perlu orang yang tampan yang penting bisa menjagaku dan selalu hadir dengan tentram."
"Berarti kamu suka padaku." Ita pun mengangguk kepala sambil lalu tersenyum dengan keanggunan wajahnya.
"Kalau begitu saya siap menjagamu."
"Terimakasih Fiki, saya siap mengikuti perintamu."
"Saya hanya minta satu. Yaitu kamu memakai kerudung dan memakai busana muslimah, karena saya tidak ingin keindahan mu diambil oleh orangÂ
lain."
"Baiklah saya akan berubah, kau adalah orang yang dicari sejak dulu. Kalau begitu mari kita maka bersama." Katanya Ita dengan senyuman indahnya menghiasi suasana makan siang.
****
Ita lebih cantik ketika memakai busana muslimah dan berkerudung. Fiki sudah menjadi suami halalnya. Perjalanan hubungannya sangat singkat sekali. Ia tidak perlu menghabiskan waktu lama berhubungan. Riska hanya bisa meneteskan air mata ketika Fiki hidup bersama istri tercintanya yang mana rumahnya dekat dengan Ita hidup bersama orang yang dicintainya.Â