Karakteristik komunikasi orang Jawa dikenal dengan santun, tidak langsung, dan sering kali samar.Â
Filosofi seperti "ngono yo ngono ning ojo ngono" yang berarti "Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu" dan "Menang tanpo ngasorake" yang artinya "Menang tanpa merendahkan" adalah contoh bagaimana orang Jawa menjaga keharmonisan dan menghindari konfrontasi langsung.
Filosofi-filosofi ini menunjukkan pola komunikasi yang "semu" dan "samar" atau, dalam konteks modern, bisa disebut sebagai misterius.Â
Ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai tradisional dapat mempengaruhi cara orang Jawa berinteraksi dan bagaimana istilah seperti "Raja Jawa" bisa memiliki makna yang tidak selalu langsung terlihat. Sederhananya, senyuman dalam alur pikir kebudayaan Jawa dapat berarti senang, kecewa, marah, dan bahkan bahagia, tergantung pada seberapa dalam publik mengenal orang yang memiliki falsafah hidup yang merujuk pada ngelmu Jawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H