Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Memahami Karena

9 November 2023   12:16 Diperbarui: 9 November 2023   12:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: radarjabar.disway.id

Banyak orang mempertanyakan mengapa sebagian orang suka merokok sambil bengong tak melakukan apa-apa. 

Pertanyaan ini sungguh menarik, pasalnya menurut riset dunia kedokteran rokok memang berpotensi untuk merusak kesehatan. 

Riset dunia kedokteran memang betul dan tervalidasi secara ilmiah. 

Tapi dalam potret yang lain, sebagian orang menjadikan rokok sebagai teman perjuangan, rem dari kemarahan, dan ruang kompromi untuk menghindari pelampiasan masalah hidup dari hal-hal yang haram. 

Lalu mana "Karena" yang paling benar? 

Coba kita kulik lagi, sebuah anggur yang matang umumnya pasti manis. 

Lalu seseorang ditanya ciri-ciri buah anggur itu matang seperti apa? Dengan lantang ia menjawab warnanya ungu kehitam-hitaman karena jika masih berwarna hijau itu tandanya masih muda dan masam. 

Mungkin pendapat ini ada benarnya, namun dibelahan bumi lain ada anggur hijau yang rasanya juga sangat manis. 

Lalu mana "Karena" yang paling benar? 

Kedua kisah tersebut tidak penting, namun menarik untuk kita jadikan bahan berpikir sembari tersenyum dan berucap, "iya.. ya?" 

Kedua peristiwa tersebut membuktikan betapa terbatasnya cara pandang manusia dalam memahami sesuatu. 

Jangan-jangan apa yang kita anggap benar hari ini salah, jangan-jangan kebenaran yang kita yakini relative-relatif saja. 

Jangan-jangan air mineral yang kita minum tidak benar-benar dari gunung, melainkan dari tangka-tangki pinggiran kota yang di klaim dari pegunungan asri. 

Jangan... jangan.. jangan... 

Saya senang dengan kata itu akhir ini, karena kata itu membantu saya untuk lebih waspada dalam memvonis sesuatu terhadap sesuatu. 

Karena kebenaran yang benar-benar benar adalah upaya untuk memahami kebenaran yang diyakini oleh orang lain. 

Jangan-jangan kita sama-sama benarnya, hanya saja sudut potret pengambilan gambarnya saja yang berbeda. 

Selamat merenung, jangan lupa makan siang karena itu yang tetap membuat Anda tetap hidup! 

Tapi, belum tentu juga karena yang menentukan hidup dan mati Anda juga tangan yang sama yang menciptakan semua karena-karena.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun