orang mempertanyakan mengapa sebagian orang suka merokok sambil bengong tak melakukan apa-apa.Â
BanyakPertanyaan ini sungguh menarik, pasalnya menurut riset dunia kedokteran rokok memang berpotensi untuk merusak kesehatan.Â
Riset dunia kedokteran memang betul dan tervalidasi secara ilmiah.Â
Tapi dalam potret yang lain, sebagian orang menjadikan rokok sebagai teman perjuangan, rem dari kemarahan, dan ruang kompromi untuk menghindari pelampiasan masalah hidup dari hal-hal yang haram.Â
Lalu mana "Karena" yang paling benar?Â
Coba kita kulik lagi, sebuah anggur yang matang umumnya pasti manis.Â
Lalu seseorang ditanya ciri-ciri buah anggur itu matang seperti apa? Dengan lantang ia menjawab warnanya ungu kehitam-hitaman karena jika masih berwarna hijau itu tandanya masih muda dan masam.Â
Mungkin pendapat ini ada benarnya, namun dibelahan bumi lain ada anggur hijau yang rasanya juga sangat manis.Â
Lalu mana "Karena" yang paling benar?Â
Kedua kisah tersebut tidak penting, namun menarik untuk kita jadikan bahan berpikir sembari tersenyum dan berucap, "iya.. ya?"Â
Kedua peristiwa tersebut membuktikan betapa terbatasnya cara pandang manusia dalam memahami sesuatu.Â
Jangan-jangan apa yang kita anggap benar hari ini salah, jangan-jangan kebenaran yang kita yakini relative-relatif saja.Â
Jangan-jangan air mineral yang kita minum tidak benar-benar dari gunung, melainkan dari tangka-tangki pinggiran kota yang di klaim dari pegunungan asri.Â
Jangan... jangan.. jangan...Â
Saya senang dengan kata itu akhir ini, karena kata itu membantu saya untuk lebih waspada dalam memvonis sesuatu terhadap sesuatu.Â
Karena kebenaran yang benar-benar benar adalah upaya untuk memahami kebenaran yang diyakini oleh orang lain.Â
Jangan-jangan kita sama-sama benarnya, hanya saja sudut potret pengambilan gambarnya saja yang berbeda.Â
Selamat merenung, jangan lupa makan siang karena itu yang tetap membuat Anda tetap hidup!Â
Tapi, belum tentu juga karena yang menentukan hidup dan mati Anda juga tangan yang sama yang menciptakan semua karena-karena.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H