Dalam suasana yang mencekam dan penuh haru, salah seorang jamaah mendekati Kyai Jamil dan menyerahkan lampu teplok yang masih terselamatkan meski kaca semprongnya telah pecah. Dipandanginya benda yang selama ini menjadi simbol penerang dalam hidupnya. Sambil mengelus-elus benda itu, Kyai Jamil berujar,
“Sedulur-sedulur kabeh, besok pagi kita tetap mengaji sebagaimana biasa. Nanti yang ngaji bergantian, saya sama Kang Mahfud.”
“Alhamdulillah”, sahut para jamaah lega mendengar pernyataan guru ngajinya itu. Mereka kemudian saling berpelukan haru. Tak ketinggalan Kang Mahfud, yang tak mampu menyembunyikan keharuannya, memeluk karibnya erat-erat sambil menangis sesunggukan. Seperti ada oase kebahagiaan yang kembali membasahi rohani mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI