Contoh reaksi yang muncul biasanya marah, akibat ketegangan dan ketidaknyamanan. Kurang memiliki waktu personal dan perasaan bersalah kurang mampu memberikan perawatan terbaik bagi lansia. Walau bagaimanapun keluarga dan merawat lansia sama pentingnya, namun ia kehilangan waktu untuk merawat dirinya sendiri.Â
Untuk mengatasi hal ini maka perlu menyiasati cara berpikir dan menyikapi situasi ini, dengan mengubah pola berpikir dan membuat prioritas.Â
Seorang caregiver perlu mengelola pola berpikir dan sikap saat berada dalam situasi merawat lansia dan mengurusi keperluan keluarga/rumah tangganya sendiri.Â
Agar caregiver dan lansia sebagai orangtua yang dirawat memperoleh kesejahteraan secara mental bersama sama, maka caregiver perlu memiliki pemahaman dan kiat tertentu menjalani kehidupan sehari-hari. Caregiver yang siap dan mampu mengelola perasaan saat-saat situasi menjengkelkan, jenuh dan bisa juga diliputi rasa bersalah.
Langkah praktis sehari-hari saat merawat lansia
Situasi dialektis kadang terjadi saat merawat lansia, disatu sisi ada kebahagiaan dapat merawat orangtua disisi lain ada perasaan amarah karena kekurangan waktu bagi diri sendiri, rasa bersalah karena memarahi orangtua dll.Â
Dua kutub perasaan positif dan negatif secara bersamaan muncul pada caregiver. Untuk situasi ini maka perlu diambil Langkah antara lain:
Berpikir Mindfull
Menyadari memahami fakta bahwa merawat lansia ada kalanya rasa bahagia kr bisa membalas jasa orangtua dan kadang jengkel, dll dengan kondisi lansia.Â
Caregiver dapat mengamati dan menggambarkan situasi yang ia jalani sehari-hari dan menerima, berjalan dengan situasi yang ada. Menerima situasi.Â
Menerima secara perasaan dan menerima secara rasional juga. Bahwa lansia yang dirawat adalah orang yang menyayangi mereka dan mereka juga menyayangi orangtua mereka  dan secara rasional sudah sewajarnya mereka merawat orangtua. Dengan penerimaan yang penuh, akan memudahkan caregiver memasuki langkah selanjutnya yaitu distres tolerans.Â