Oleh : Marzuki UmarÂ
Detak-detak jantung
Terus saja menggema tanpa henti
Darah kian mengalir dalam nadi
Napas hilir mudik bak balon kendali
Semua itu tanpa berarti
Bola mata boleh saja memandang
Pada bulan bintang dan matahari
Hidung boleh saja mencium
Pada aroma yang khas dan mewangi
Semua itu tak kan menjadi energi
Ketika rabun mata hati
Kaki boleh saja melangkah
Pada jalan mulus dan banyak rezeki
Tangan boleh saja merambah
Pada daun-daun hijau penuh nutrisi
Semua itu tak kan menjadi usaha sejati
Ketika rabun mata hati
Telinga bisa saja mendengar
Nasihat dan bacaan kitab suci
Jiwa bisa saja merasakan
Pahit manisnya politik pengampu negeri
Semua itu tak kan jadi lentera diri
Ketika rabun mata hati
Mulut boleh jadi ingin berbicara
Keajaiban yang bakal terjadi
Lambung boleh jadi menerimaÂ
Makanan dan minuman yang diisi
Semua itu jadi bumerang bagi pribadi
Ketika rabun mata hati
Harta dapat saja dikumpulkan
Lewat usaha siang dan malam hari
Jabatan dapat saja didapatkan
Lewat siasat dan pendekatan diri
Semua itu tak kan jadi modal sejati
Ketika rabun mata hati
Bireuen, 19 Maret 2924
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI