Merasa Terasing dalam Pergaulan
Di dalam menata kehidupan yang ramah lingkungan, rasanya hidup berdampingan dengan penuh sosial memang sangat dibutuhkan. Namun, bagi anak yang sejak balita telah ditakut-takuti dengan sosok yang menyeramkan, maka dirinya merasa terasing di dalam pergaulan. Ketimbang bergaul dan berkumpul-kumpul bersama di suatu tempat, dia akan lebih banyak menyendiri. Kalaupu diajak bersama-sama, dia akan merasa malu. Tidak jarang ajakan itu ditolak dengan berbagai alasan semu.Â
SolusinyaÂ
Melarang demi kebaikan itu benar tapi strategi larangan yang dibangun seperti itu salah. Mengapa? Hal itu dikarenakan si anak lagi meniru dan mencoba. Segala sesuatu yang dibuatnya merupakan hasil tiruan dan cobaan. Kekeliruan tanpa disadarinya pasti terjadi. Oleh karena itu, anak yang gesit, lincah, kocak, dan riang hendaknya selalu dibimbing dengan ranah pendidikan yang benar, bukan dipukul mentalnya dengan jalan menakut-nakuti nya.Â
Kesimpulan
Setiap anak dilahirkan pasti tumbuh dan berkembang seirama dengan perjalanan waktu. Di dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bimbingan dan arahan ke arah yang lebih baik adalah suatu keharusan. Perkembangan motorik, kognitif, sosial, dan moral hendaknya dimantapkan sejak anak masih balita, sehingga ketika beranjak remaja dan dewasa, pola kehidupan dirinya dapat dibentuk dengan tepat guna berdasarkan jiwa yang tangguh. Â Semoga...!Â
Penulis adalah: Dosen STUKes
Muhammadiyah Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H