Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Nilai Harian dalam Pembelajaran, Benarkah?

25 Januari 2024   22:54 Diperbarui: 26 Januari 2024   09:35 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Oleh: Marzuki Umar, M. Pd. 

Nilai merupakan bahagian penting dalam sebuah pembelajaran mulai tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Dengan adanya nilai, setiap anak akan dapat memahami diri terhadap tiga kompetensi, yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 

Jika ketiga kompetensi tersebut berada dalam diri mereka dengan tangguh, maka akan dapat membawa diri ke arah yang lebih baik dan berguna, baik bagi dirinya masing-masing maupun bagi orang tuanya, agama, nusa, dan bangsa. 

Adapun nilai yang dimaksudkan di sini adalah nilai-nilai yang diperoleh melalui pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Pastinya, nilai-nilai tersebut tidak bisa didapatkan secara gampang begitu saja. Akan tetapi, prestasi ini ditemukan melalui berbagai proses. 

Dalam hal ini, pembimbing utamanya adalah guru bidang studi masing-masing. Aktor utama inilah yang memberikan penilaian terhadap keberadaan peserta didik atau siswa sesuai dengan jenjang dan tahapannya masing-masing. 

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Muhibbin Syah (2002::109) dalam bukunya Psikologi Pendidikan, bahwa "Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya" 

Konsep yang diutarakan oleh pakar pendidikan tersebut termasuk dambaan kita semua. Artinya, untuk terciptanya perubahan pada diri siswa harus melalui proses belajar. Mereka harus meyakini dan merelakan diri untuk senantiasa berada dalam bingkai belajar saban waktu dalam situasi dan kondisi apa pun jua. Tanpa adanya proses dimaksud jangan diharapkan perubahan akan lahir dengan tiba-tiba. 

Mengapa demikian? Bukankah di dalam kehidupan pernah kita jumpai seseorang yang tidak pernah belajar, seperti nyetir mobil, dirinya sudah dapat menyetir secara otodidak? 

Perlu diketahui bahwa segala sesuatu yang menyangkut dengan ilmu, tak ada jalan lain yang mesti dijalankan kecuali dengan belajar. Sekecil dan seringan apa pun masalah itu harus kita pelajari dengan sungguh-sungguh apabila kita ingin  memperoleh tiga bekal sebagaimana dinyatakan pada bagian sebelumnya. 

Apalagi, yang namanya ilmu itu sifatnya dinamis bukan statis, termasuk dalam hal belajar menyetir mobil. Kalaupun seseorang itu bisa secara otodidak tapi ingatlah ada hal tertentu secara teknis harus kita pelajari juga, toh mobil itu pun setiap waktu berubah disainernya walaupun merknya tetap sama tapi tipenya berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun