Maka, dipercaya bahwa sebaiknya kita berhenti mengonsumsi racun dalam beberapa hari dan memberikan waktu agar organ-organ tubuh dapat membersihkan semua racun yang tertumpuk. Lalu, juga dipercaya bahwa organ-organ tubuh membutuhkan istirahat dari pembersihan racun agar dapat bekerja dengan optimal kembali.
Profesor Edzard Ernst, profesor Pengobatan Komplementer di Peninsula Medical School menyatakan bahwa diet detoks adalah suatu eksploitasi kriminal kepada orang yang mudah dibohongi. "Jika racun memang menumpuk dengan cara yang tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh dengan sendirinya, tubuh kita kemungkinan besar akan mati atau membutuhkan intervensi medis yang serius," ujar Ernst.
Sebenarnya tubuh kita sudah memiliki mekanisme detoksifikasi yang cukup baik dan sangat kompleks. Hati, ginjal, sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru merupakan organ-organ yang terus bekerja untuk membuang zat sisa dari dalam tubuh.
Pada diet detoks, racun yang "dibersihkan" tidak diidentifikasi secara spesifik. Para promotor diet detoks mengartikan 'racun' sebagai polutan, zat-zat kimia sintesis, logam berat, makanan diproses, dan segala macam bahan-bahan berbahaya.
Dapat dilihat bahwa makna dari 'racun' masih kurang jelas sehingga racun yang dipercaya dibersihkan oleh diet detoks tidak dapat dihitung dan penelitian sangat sulit dilakukan. Sampai sekarang, penelitian seputar diet detoks masih sangat terbatas dan penelitian yang sudah ada memiliki banyak kekurangan dalam metodologi.
Belum ada bukti ilmiah yang jelas menyatakan bahwa diet detoks memang membantu pengeluaran racun dari dalam tubuh, maupun meningkatkan kerja organ detoksifikasi. "Tidak ada cara yang diketahui -- pastinya bukan dengan diet detoks -- untuk membuat sesuatu yang telah bekerja dengan baik dalam tubuh sehat, bekerja lebih baik lagi," kata Ernst.
Apakah diet detoks membantu menjaga berat badan?
Salah satu alasan lain diet detoks sering dilakukan adalah untuk menurunkan berat badan.
Memang banyak testimonial yang mengatakan bahwa diet detoks membantu penurunan berat badan. Hal ini disebabkan oleh diet detoks yang pada umumnya memiliki jumlah energi yang sangat kecil.
Penurunan berat badan ini terlihat baik untuk banyak orang; akan tetapi sebenarnya diet detoks dapat menyebabkan kekurangan gizi. Pada diet detoks yang melibatkan penggantian makanan dengan jus buah, karbohidrat, protein, dan lemak hampir tereliminasi padahal tubuh kita masih sangat membutuhkannya.