Mohon tunggu...
Mary Grace Christabel Ginting
Mary Grace Christabel Ginting Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

Be curious!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sampai Tertipu dengan Tren Diet Detoks!

16 Januari 2022   22:26 Diperbarui: 16 Januari 2022   22:28 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diet detoks atau cleansing adalah salah satu diet populer yang dipercaya dapat membantu membersihkan racun atau toksin dalam tubuh serta membantu penurunan berat badan. Akan tetapi, sebenarnya diet detoks adalah salah satu 'fad diet' atau diet populer yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Terdapat berbagai macam diet detoks. Pada umumnya, diet detoks melibatkan puasa makan selama 1 hingga 3 hari dengan hanya meminum air, jus buah, atau smoothie. Diet ini dilakukan secara berulang dengan selang waktu tertentu, tergantung dengan jenis diet.

Makanan yang diproses, makanan tinggi kontaminan, gula, kopi, dan alkohol sering merupakan pantangan dari diet detoks. Lalu, seringkali diet detoks melibatkan produk-produk pembantu pengeluaran zat sisa seperti obat pencahar, diuretik, enema, serta suplemen detoks.

Diet detoks dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti pengeluaran racun, memberikan istirahat kepada organ, meningkatkan sirkulasi darah, menyediakan zat gizi yang baik bagi tubuh, membantu menurunkan berat badan, membantu kerja organ, dan lain-lain.

Sumber Gambar: Canva
Sumber Gambar: Canva

Apakah diet detoks membantu proses detoksifikasi tubuh?

Klaim bahwa diet detoks dapat membantu membersihkan tubuh dari akumulasi racun merupakan suatu penipuan yang besar.

Sebenarnya, detoks atau detoksifikasi adalah suatu terminologi medis yang memiliki arti yang sangat berbeda dari diet detoks. Detoksifikasi adalah suatu prosedur medis yang dilakukan kepada pasien yang keracunan obat-obatan, alkohol, atau racun lain dalam kondisi yang mengancam jiwa.

Detoks yang dilakukan secara medis ini adalah jenis detoks yang dapat menyelamatkan jiwa. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa detoks dengan definisi ini tidak sama dengan detoks yang diketahui masyarakat umum.

Diet detoks didasari oleh gagasan bahwa tubuh manusia memerlukan bantuan dalam pembuangan racun. Para pendukung diet detoks memiliki persepsi bahwa tubuh manusia menerima dan menumpuk banyak racun setiap harinya dari makanan atau minuman yang dikonsumsi sehingga tubuh merasa kewalahan untuk mengeliminasi racun tersebut dan tidak dapat bekerja dengan baik.

Maka, dipercaya bahwa sebaiknya kita berhenti mengonsumsi racun dalam beberapa hari dan memberikan waktu agar organ-organ tubuh dapat membersihkan semua racun yang tertumpuk. Lalu, juga dipercaya bahwa organ-organ tubuh membutuhkan istirahat dari pembersihan racun agar dapat bekerja dengan optimal kembali.

Profesor Edzard Ernst, profesor Pengobatan Komplementer di Peninsula Medical School menyatakan bahwa diet detoks adalah suatu eksploitasi kriminal kepada orang yang mudah dibohongi. "Jika racun memang menumpuk dengan cara yang tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh dengan sendirinya, tubuh kita kemungkinan besar akan mati atau membutuhkan intervensi medis yang serius," ujar Ernst.

Sebenarnya tubuh kita sudah memiliki mekanisme detoksifikasi yang cukup baik dan sangat kompleks. Hati, ginjal, sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru merupakan organ-organ yang terus bekerja untuk membuang zat sisa dari dalam tubuh.

Pada diet detoks, racun yang "dibersihkan" tidak diidentifikasi secara spesifik. Para promotor diet detoks mengartikan 'racun' sebagai polutan, zat-zat kimia sintesis, logam berat, makanan diproses, dan segala macam bahan-bahan berbahaya.

Dapat dilihat bahwa makna dari 'racun' masih kurang jelas sehingga racun yang dipercaya dibersihkan oleh diet detoks tidak dapat dihitung dan penelitian sangat sulit dilakukan. Sampai sekarang, penelitian seputar diet detoks masih sangat terbatas dan penelitian yang sudah ada memiliki banyak kekurangan dalam metodologi.

Belum ada bukti ilmiah yang jelas menyatakan bahwa diet detoks memang membantu pengeluaran racun dari dalam tubuh, maupun meningkatkan kerja organ detoksifikasi. "Tidak ada cara yang diketahui -- pastinya bukan dengan diet detoks -- untuk membuat sesuatu yang telah bekerja dengan baik dalam tubuh sehat, bekerja lebih baik lagi," kata Ernst.

Sumber Gambar: wikiHow
Sumber Gambar: wikiHow

Apakah diet detoks membantu menjaga berat badan?

Salah satu alasan lain diet detoks sering dilakukan adalah untuk menurunkan berat badan.

Memang banyak testimonial yang mengatakan bahwa diet detoks membantu penurunan berat badan. Hal ini disebabkan oleh diet detoks yang pada umumnya memiliki jumlah energi yang sangat kecil.

Penurunan berat badan ini terlihat baik untuk banyak orang; akan tetapi sebenarnya diet detoks dapat menyebabkan kekurangan gizi. Pada diet detoks yang melibatkan penggantian makanan dengan jus buah, karbohidrat, protein, dan lemak hampir tereliminasi padahal tubuh kita masih sangat membutuhkannya.

Lalu ada pula anggapan bahwa hanya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran akan memberikan nutrien yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Meskipun buah-buahan dan sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik, tetapi hanya dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan gizi harian seseorang.

Karbohidrat, protein, dan lemak sangat penting bagi tubuh. "Zat-zat gizi ini memainkan peran penting bagi tubuh termasuk membantu penyerapan vitamin dan mineral, menyediakan energi, dan membantu fungsi otak," kata ahli gizi Lara Metz, M.S., R.D., C.D.N. Ketika karbohidrat, protein, dan lemak dieliminasi, fungsi tubuh akan terganggu.

Sebenarnya, efektivitas diet detoks terhadap penurunan berat badan belum terbuktikan dari penelitian. Bahkan dari penelitian oleh Mazurak dan Tomiyama, diet detoks dapat meningkatkan stress, meningkatkan hormon kortisol, dan juga meningkatkan nafsu makan sehingga meningkatkan kemungkinan berat badan naik kembali. Kenaikan ini sulit untuk dikendalikan dan berpotensi mencapai berat yang lebih tinggi dari awalnya.

Maka, dapat disimpulkan bahwa penurunan berat badan akibat diet detoks memiliki efek samping yang buruk dan juga sulit untuk dipertahankan.

Sumber Gambar: Website Psychology Today
Sumber Gambar: Website Psychology Today

Bahaya diet detoks

 

Selain kekurangan gizi, terdapat lebih banyak risiko kesehatan dari diet detoks. Puasa yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, asidosis laktat, dan bahkan kematian.

Selain itu, pada beberapa diet detoks, individu disarankan untuk meminum banyak sekali air, bahkan ada yang mencapai 60 liter dalam satu hari. Pada umumnya, air sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari 3 liter. Konsumsi air yang berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia atau kadar natrium rendah. Dalam kondisi parah, hiponatremia dapat menyebabkan kematian karena natrium berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan ion tubuh.

Lalu terdapat risiko overdosis suplemen, obat pencahar, dan diuretik. Seringkali informasi mengenai detoks didapatkan dari internet dan informasi mengenai dosis bisa kurang jelas. Penggunaan suplemen dan obat-obatan yang tidak teregulasi sangat berbahaya.

Komponen dari produk-produk suplemen detoks juga terkadang tidak sesuai dengan labelnya sehingga dapat membahayakan pengguna. Seorang pria 50 tahun meninggal dunia karena keracunan logam mangan setelah mengonsumsi garam Epsom dalam diet detoks. Pemasok garam tersebut melakukan kesalahan dalam penjualan.

Bahaya dari diet detoks berbeda-beda tergantung dari jenis diet detoks yang dilakukan. Akan tetapi, diet detoks jangka panjang akan lebih berbahaya.

Pola makan agar tubuh tetap sehat

Dari fakta-fakta yang ada, jelas sekali bahwa diet detoks tidak memiliki manfaat kesehatan apapun dan bahkan dapat membahayakan kesehatan. Akan tetapi, banyak klaim anekdotal bahwa tubuh memang terasa lebih sehat dan energik setelah melakukan detoks selama beberapa hari.

Hal ini mungkin disebabkan oleh eliminasi makanan yang diproses, makanan yang diawetkan, gula tambahan, dan lemak yang berlebihan dari diet. Lalu individu yang awalnya tidak mengonsumsi buah-buahan dengan cukup dapat merasa lebih sehat ketika mendapat asupan buah-buahan dari diet detoks.

Akan tetapi, hal ini hanya memberikan tanda bahwa individu perlu mengurangi makanan yang diproses, makanan yang diawetkan, gula tambahan, dan lemak, serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dalam pola makan sehari-hari.

Diet detoks sangat populer karena dapat dilihat sebagai cara cepat untuk memperbaiki efek negatif dari pola makan yang biasanya tidak seimbang. Akan tetapi, dalam hal kesehatan, tidak ada yang namanya cara cepat. Semuanya harus diawali dengan kebiasaan yang baik.

Cara makan atau diet yang telah dibuktikan secara ilmiah paling cocok untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari adalah diet gizi seimbang. Untuk masyarakat Indonesia, Tumpeng Gizi Seimbang, ditunjukkan di gambar di bawah dapat digunakan sebagai pedoman.

Pedoman Makan Sehari-hari | Sumber Gambar: pergizi.org
Pedoman Makan Sehari-hari | Sumber Gambar: pergizi.org

Selain itu, mengurangi makanan olahan dan makanan yang diawetkan dalam pola makan sehari-hari dapat membantu menjaga kesehatan. Lalu mengonsumsi makanan siap saji tidak lebih dari satu kali seminggu akan membantu menurunkan risiko obesitas.

Mengubah kebiasaan makan memang sulit dilakukan. Akan tetapi kita semua bisa mulai dengan mengambil langkah-langkah kecil, mengurangi atau meningkatkan makanan tertentu sedikit demi sedikit. Mencari bantuan dari profesional juga dapat membuat perubahan positif dalam hidup kita.

Sumber:

Klein, A. V., & Kiat, H. (2015). Detox diets for toxin elimination and weight management: a critical review of the evidence. Journal of human nutrition and dietetics, 28(6), 675-686.

Bjarnadottir, A. (2019, January 10). Do Detox Diets and Cleanses Really Work? Retrieved from Healthline website: https://www.healthline.com/nutrition/detox-diets-101#toxins

Gavura, S. (2015, January 1). Detox: What "They" Don't Want You To Know | Science-Based Medicine. Retrieved from sciencebasedmedicine.org website: https://sciencebasedmedicine.org/detox-what-they-dont-want-you-to-know/

Mohammadi, D. (2014, December 5). You can't detox your body. It's a myth. So how do you get healthy? Retrieved from the Guardian website: https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/dec/05/detox-myth-health-diet-science-ignorance

Nast, C. (2016, January 10). 4 Myths About Detoxing That Are Totally False. Retrieved January 16, 2022, from SELF website: https://www.self.com/story/myths-detoxing-totally-false

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun