Mohon tunggu...
Marwan Djalim
Marwan Djalim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

YNTKTS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Dzikir terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

31 Juli 2024   21:50 Diperbarui: 31 Juli 2024   23:02 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menggunakan terapi dzikir terbangun sugesti positif yang berkontribusi menciptakan sebuah keyakinan, kekuatan dan sikap optimisme bagi lansia dalam menghadapi masa tua mereka secara lebih baik dan para klien diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para mereka. Jadi secara tidak langsung rasa was-was dan cemas tersebut akan berkurang seiring berjalannya waktu jika para klien rutin melakukan terapi dzikir.

Dzikir kepada Allah adalah suatu rangkaian dari rangkaian iman dan islam yang mendapatkan perhatian khusus dan istimewa dari Al-Qur'an dan sunnah. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum melakukan terapi spiritual dzikir terjadi penurunan dan setelah dilakukan terapi spiritual dzikir sebaliknya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan terapi spiritual dzikir sangat dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan lansia itu sendiri. Dalam hal ini, peran terapi spiritual dzikir sangat penting seperti memudahkan lansia menyampaikan masalah yang dialami dengan penuh percaya diri. Terapi spiritual dzikir ini membawa dampak yang positif kepada lansia yang bersikap positif, memiliki sikap menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran serta menjalani hidup dengan kebahagiaan.

Penelitian menunjukkan bahwa dzikir dengan menyebut nama Allah SWT akan membuat tubuh mengalami rileksasi dan direspon oleh hipotalamus dengan menurunkan pengaturan sekresi hormon kortisol sehingga mengurangi produksi hormon stres dan meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, dzikir sebaiknya dilakukan secara khusyuk dan rutin untuk peningkatan kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik.

Tantangan dan Solusi Penerapan Dzikir

Meskipun dzikir adalah ibadah yang disunnahkan, terkadang seseorang mengalami kesulitan dalam membiasakan diri untuk melakukannya secara konsisten. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kelelahan atau kurangnya semangat saat hendak melaksanakan dzikir. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk melakukan dzikir, karena hal tersebut dapat menimbulkan keterpaksaan dan rasa bosan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menegur seorang sahabat yang menggunakan tali untuk menjaga posisi berdiri saat salat ketika mengantuk atau lelah. Beliau bersabda, "Lepaskan tali itu, setiap orang salat sesuai kemampuannya, kalau dia malas atau telah letih maka hendaklah duduk". Ini menunjukkan bahwa dalam beribadah, kita dianjurkan untuk menyesuaikan dengan kemampuan diri masing-masing, tanpa harus memaksakan diri.

Strategi untuk konsisten berdzikir

Untuk menjaga konsistensi dalam berdzikir, penting untuk menyusun strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  • Buatlah jadwal dzikir yang teratur dan sesuai dengan rutinitas harian. Tentukan waktu-waktu khusus untuk melakukan dzikir, misalnya setelah salat wajib atau pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.

    Manfaatkan teknologi seperti alarm atau pengingat di ponsel untuk membantu menjaga konsistensi. Atur pengingat untuk waktu-waktu dzikir yang telah dijadwalkan.

  • Ciptakan lingkungan yang mendukung praktik dzikir. Carilah teman-teman atau keluarga yang juga bersemangat dalam berdzikir, sehingga dapat saling memotivasi.

  • Tentukan tujuan dan sasaran dzikir, misalnya ingin meningkatkan kualitas dzikir atau memperbanyak jumlah dzikir[11]. Evaluasi diri secara berkala untuk melihat sejauh mana tujuan tersebut tercapai.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun