Mohon tunggu...
Dyah Astiti
Dyah Astiti Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Maulid Nabi adalah dengan Meneladani Rosulullah SAW

15 September 2024   13:31 Diperbarui: 15 September 2024   23:45 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad 2024. (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)

Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam terlahir ke dunia. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya. Maulid Nabi adalah momen yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia.

Hari istimewa ini banyak diperingati dengan penuh suka cita oleh kaum muslimin. Hal tersebut sebagai wujud kecintaan kaum muslimin kepada Rosulullah.

Namun jangan sampai peringatan itu hanya sekedar jadi euforia pada momen tertentu saja. Kita perlu memahaminya secara benar sehingga kita tidak kehilangan hakikat apa itu kebahagiaan mencintai Rosulullah.

Maulid nabi harusnya menjadikan kita memperbanyak syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. 

Rosulullah diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"

Dalam kitab tafsirnya Imam al-Baidhawi menyebutkan bahwa pengutusan Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam karena diutusnya Rosul di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat.

Selain itu mencintai Nabi merupakan bagian dari konsekuensi keimanan. Melaksanakan perintah tersebut menjadi sebuah ibadah yang agung yang mengandung limpahan pahala dari Allah Ta'ala. 

Oleh karena itu, setiap muslim harus memahami betapa rasa cinta terhadap Rosulullah tersebut harus senantiasa dijaga sebagai bukti keimanan kita.

Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu. (Yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

Mencintai Rosulullah hakikatnya adalah meneladani Rosulullah serta terikat terhadap setiap Risalah yang dibawa Rosulullah Muhammad saw secara sempurna.

Allah menjamin rahmat dan balasan kebaikan bagi hamba-Nya yang menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai teladan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga kalian menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14)

Untuk mampu meneladani serta mengetahui setiap Risalah Rosulullah SAW sudah selayaknya kita mengetahui Sirah Rosulullah saw serta mengkaji Islam secara sempurna.

Jika kita lihat dalam Sirah, pada awal kehidupan Nabi Muhammad SAW, wilayah Arab yang menjadi tempat tinggalnya merupakan daerah yang dikuasai oleh banyak suku yang saling bertikai dan berperang satu sama lain. 

Namun, melalui dakwahnya yang terus menerus, beliau berhasil menyatukan mereka dan membentuk sebuah Daulah Islam, yang setelah sepeninggal Rosulullah dilanjutkan oleh para Khalifah. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan banyak kontribusi bagi peradaban dunia, terutama dalam bidang agama, sosial, budaya, dan politik. 

Maka meneladani Rosulullah bukan hanya dalam hal pribadi beliau sebagai individu. Karena melalui teladan Rosulullah kita bukan hanya bisa jadi sebaik-baik individu. 

Bahkan kita bisa jadi sebaik-baiknya anak, orang tua, anggota masyarakat, politikus dan pemimpin. Kita juga mampu meneladani bagaimana Rosulullah membentuk peradaban besar dan gemilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun